sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Banyak cadangkan dana untuk UMKM, laba bersih BRI tergerus hingga 45,77%

Penurunan laba bersih ini karena perseroan harus mencadangkan dana cukup besar untuk menyelamatkan UMKM.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 29 Jan 2021 10:38 WIB
Banyak cadangkan dana untuk UMKM, laba bersih BRI tergerus hingga 45,77%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penurunan laba bersih hingga 45,77% pada 2020. BRI tercatat membukukan laba bersih senilai Rp18,66 triliun, turun dari 2019 sebesar Rp34,41 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, penurunan laba bersih ini karena perseroan harus mencadangkan dana cukup besar untuk menyelamatkan UMKM.

"Bahkan ada satu bulan kami tidak membukukan laba sama sekali, karena kami melakukan penyelamatan, restrukturisasi ke UMKM," kata Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja BRI 2020, Jumat (29/1).

Meski mencatatkan penurunan laba bersih, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian tumbuh 3,89% dibanding tahun 2019. Sepanjang 2020, BRI menyalurkan kredit hingga Rp938,37 triliun.

Pertumbuhan kredit ini, menurut Sunarso, jauh lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di 2020, yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di kisaran -1% hingga 2%.

Rinciannya, kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18%, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88% dan kredit konsumer tumbuh 2,26%. Kinerja tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13% dari total seluruh kredit BRI.

“Tantangannya sekarang adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya, yakni BRI akan fokus di dua area, pertama, yang existing kita naik kelaskan. Kedua, cari sumber pertumbuhan baru, yaitu mencari yang lebih kecil daripada mikro,” ujar dia.

Meski mencatatkan pertumbuhan positif di segmen kredit UMKM dan konsumer, kredit BRI ke segmen korporasi tercatat terkontraksi 11,56%.

Sponsored

Menurut Sunarso, langkah BRI yang menegatifkan pertumbuhan kredit korporasi di 2020 merupakan langkah yang tepat. Dia menilai, perseroan harus fokus dan hati-hati terhadap kualitas kredit di korporasi.

"Strategi ke depan gimana? Kredit korporasi kami tetap tumbuh, tetapi pasti tidak seagresif di UMKM," tuturnya.

Adapun pertumbuhan kredit BRI ini mampu diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga, dengan rasio NPL BRI Group tercatat 2,99% dengan NPL Coverage mencapai 237,73%.

Sunarso menuturkan besarnya pencadangan ini, merupakan strategi perseroan menjaga kinerja agar terus tumbuh secara berkelanjutan, melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik.

Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh sebesar 9,78% menjadi sebesar Rp1.121,10 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 59,67%. Kemudian aset perseroan tercatat mencapai Rp1.511,81 triliun pada akhir Desember 2020. Kondisi permodalan BRI Group juga tercatat meningkat dengan CAR berada di level 21,17%.

Tahun ini, BRI menyatakan optimistis kredit mampu tumbuh lebih baik di atas rata-rata industri nasional. Hal ini mengingat LDR perseroan yang masih terjaga di level 83,70%. Hal ini juga sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga, yang menjadi faktor utama pendorong permintaan kredit.

Berita Lainnya
×
tekid