sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bappenas ungkap tantangan pengembangan industri manufaktur

Untuk itu, Bappenas sendiri telah menyiapkan enam strategi besar dalam meredesain transformasi ekonomi.

 Kania Nurhaliza
Kania Nurhaliza Rabu, 17 Nov 2021 17:47 WIB
Bappenas ungkap tantangan pengembangan industri manufaktur

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) telah menyelesaikan studi kajian sektor manufaktur. Studi ini dilaksanakan pada 2018 dan menjadi bagian dari background studi RPJMN 2020-2024 bidang industri manufaktur.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, pentingnya industri manufaktur untuk perekonomian Indonesia,

“Kita tahu persis bahwa Industri manufaktur penting dalam perekonomian Indonesia. Terutama dalam penciptaan nilai tambah ekonomi, penyediaan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan produktivitas perekonomian. Kita tahu juga, setelah krisis ekonomi pada 1998, sektor industri manufaktur Indonesia seakan-akan tersendat untuk tumbuh di atas 5% dan akibatnya banyak tantangan dari beragam pihak baik secara internal maupun eksternal,” jelas Suharso Monoarfa dalam webinar virtual pada, Rabu (17/11).

Menurut Suharso Monoarfa, kinerja industri manufaktur Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sesungguhnya sama dengan 1996  atau bahkan sebelum adanya Covid-19, di mana industri manufaktur belum mengalami pemulihan seperti sebelum krisis ekonomi 1998,

“Pada triwulan III-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,51% dan industri manufaktur juga cukup positif dan sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu 3,68%. Kami berharap momentum pemulihan ekonomi dari industri manufaktur bisa terjaga dan dapat mendorong prediktori pertumbuhan yang lebih tinggi. Sehingga pertumbuhan ekonomi nasional bisa di atas potensialnya, dan juga mendorong pertumbuhan sektor-sektor industri lain,” ungkap dia.

Namun, dia mengakui masih ada tantangan utama yang dihadapi industri manufaktur Indonesia. Salah satunya, yaitu masih didominasi oleh tenaga kerja yang berketerampilan rendah. Hal ini menandakan bahwa tenaga kerja pada industri manufaktur Indonesia memerlukan studi dan skill yang mumpuni. Apalagi model industri manufaktur juga berubah dan menuntut permintaan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi.

Tantangan lainnya adalah, infrastruktur dan fasilitas pendukung industri manufaktur yang belum memadai untuk mendukung kebutuhan industri manufaktur, kemudian juga kebijakan dan regulasi yang masih belum saling menopang.

“Tentunya kita sudah berupaya untuk mengatasi ini. Salah satunya dengan meluncurkan UU Cipta Kerja dan aturan pelaksanaannya. Kami berharap pasca-Covid-19 ini dapat menjadi tumpuan untuk merumuskan kembali strategi besar pertumbuhan industri manufaktur. Agar dalam memulihkan perekonomian bisa tumbuh sesuai dengan pertumbuhan potensial," kata dia.

Sponsored

Bappenas sendiri telah menyiapkan enam strategi besar dalam meredesain transformasi ekonomi dan diharapkan dapat mendorong pencapaian Indonesia Emas 2045 pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Ke-6 strategi tersebut adalah, pertama memastikan sumber daya manusia Indonesia yang berdaya saing. Kedua, meningkatkan produktivitas sektor ekonomi melalui digitalisasi. Ketiga, merealisasikan sistem ekonomi hijau melalui ekonomi rendah karbon, keempat melakukan transformasi digital. Kelima, integrasi ekonomi domestik melalui pembangunan infrastruktur. Sedangkan yang keenam merencanakan pemindahan ibu kota negara sebagai sumber pertemuan baru dan juga untuk membuat gravitasi Indonesia tidak hanya berada di Pulau Jawa.

“Selanjutnya opsi penguatan industri manufaktur sudah direkomendasikan melalui kajian dan telah diadopsi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024,” pungkasnya.

Sementara Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan, hasil kajian ini memberi gambaran tentang bagaimana kondisi sektor manufaktur Indonesia. Pihaknya berharap hasil studi ini, dapat menjadi rujukan penting dalam menyusun strategi pengembangan industri manufaktur Indonesia yang lebih baik lagi ke depannya.

"Berbagai strategi yang kita sudah menjadi masukan dalam RPJMN periode 2020-2024. Kami telah melakukan beberapa update yang akan menjadi landasan bagi perbaikan kebijakan industri manufaktur ke depan,” tutup Amalia.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid