BEI optimistis target IPO 2018 terlampaui
Sampai saat ini, sebanyak 30 emiten telah menggelar IPO. Masih ada 14 calon emiten yang siap go public tahun ini.
PT Bursa Efek Indonesia optimistis target penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) tahun ini bakal terlampui. BEI membidik target 35 perusahaan mencatatkan saham di lantai bursa pada 2018.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD Nyoman Yetna Setia, mengatakan sampai hari ini sudah ada 30 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal. Adapun yang masih di dalam pipeline sebanyak 14 perusahaan.
Minat perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal melalui skema IPO terbilang mengejutkan. Bahkan, bursa mengklaim jumlah perusahaan yang telah IPO melampaui target.
"Kami coba terus melaksanakan rencana kita seperti yang ada. Anak usaha BUMN, sektor tertentu yang belum disentuh sebelumnya untuk mempercepat proses pencatatan. Kita tidak berhenti di sini, kami optimistis bahwa ke depan ini banyak target perusahaan yang sebenarnya sudah kita punya," kata dia di Gedung BEI, Kamis (12/7).
Dia menambahkan, bursa akan terus berupaya melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal. Karena dengan listing, keuntungan yang diperoleh perseroan akan lebih besar.
Seperti diketahui, hari ini saja, bursa resmi mencatat tiga perusahaan sekaligus sebagai emiten anyar. Tiga perusahaan tersebut antara lain, PT Mahkota Group Tbk., PT Sinergi Megah Internusa Tbk., dan PT NFC Indonesia Tbk.
Dengan kedatangan tiga emiten tersebut, maka jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal sepanjang 2018 menjadi 30 emiten. Tiga emiten baru itu, sekaligus menambah jumlah perusahaan tercatat menjadi 594 perusahaan.
Nyoman menyebut, pada pekan depan, BEI juga akan kedatangan tamu. Ia mengatakan PT GarudaFood berencana utuk IPO dan segera menggelar mini expose kepada BEI. "Iya, perseroan untuk mini expose ini akan dilakukan minggu depan," jelasnya.
Nyoman menekankan, saat ini yang paling penting adalah menjaga momentum pasar. Hal ini disebabkan, agar perusahaan tidak mengurungkan niatnya untuk mencatatkan saham perdana di BEI.