sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Benarkah tarif tol di Indonesia termahal se-Asia Tenggara?

BPN menyebut, untuk masuk dan melintasi jalan tol, pengemudi harus merogoh kocek sebesar Rp1.300 per kilometer.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 14 Feb 2019 18:23 WIB
 Benarkah tarif tol di Indonesia termahal se-Asia Tenggara?

Wajar kalau mahal

Menanggapi masalah tarif tol ini, pengamat infrastruktur dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Harun Al Rasyid Lubis menilai wajar bila tarif tol Trans Jawa mahal. Dia berpendapat, bila tarif tol dirasa memberatkan, maka masyarakat tak usah melintasi tol.

“Karena setiap ruas jalan tol harus dihitung pengembalian investasinya,” kata ketua Masyarakat Infrastruktur Indonesia ini saat dihubungi, Rabu (13/2).

Mengacu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 48 ayat 1, tarif tol dihitung berdasarkan tiga hal. Pertama, kemampuan bayar pengguna jalan. Kedua, besar keuntungan biaya operasional kendaraan (BKBOK). Ketiga, kelayakan investasi.

Mengacu pada pasal tersebut, Harun mengatakan tarif tol tak boleh lebih dari 70% BKBOK. Sejauh ini, Harun tak melihat kemungkinan tarif tol akan diturunkan.

“Logikanya, tarif tol enggak mungkin turun, kecuali ada perjanjian di awal seperti di Malaysia,” kata Harun.

Menurutnya, tarif tol di Indonesia justru akan naik setiap dua tahun sekali, seperti yang dijabarkan dalam Pasal 48 ayat 3 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Pasal 48 ayat 3 menyebutkan, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali, berdasarkan pengaruh laju inflasi.

Jika ada yang mengatakan tarif tol di Indonesia termahal di ASEAN, Harun mengatakan, aturan tarif tol memang berbeda di setiap negara. Di Jepang misalnya, kata Harun, mereka memiliki sistem tol satu harga. Bukan per ruas seperti di Indonesia.

Sponsored

“Jadi Jepang memberikan subsidi silang,” ujar Harun.

Sejumlah pengendara kendaraan melintasi gerbang Tol Jagorawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/2). (Antara Foto).

Pengusaha bus tak masalah

Pengusaha bus malah menyambut gembira dengan adanya tol Trans Jawa. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, tak mempermasalahkan tarif tol yang dianggap mahal.

“Kami sangat diuntungkan dengan waktu tempuh yang semakin singkat,” kata Sani, sapaan Kurnia Lesani Adam, saat dihubungi, Kamis (14/2).

Memang, kehadiran jalan tol Trans Jawa tak disangsikan memangkas waktu tempuh perjalanan. Bila melalui jalan tol ini, Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh hanya 9 hingga 10 jam.

Sani sendiri telah tiga kali melintasi tol Trans Jawa, dan merasakan keuntungan ekonomisnya. Ketika dihubungi, kebetulan dia sedang melintas di tol Trans Jawa. Dia mengatakan, berangkat dari Jakarta pukul 07.30 dan pada pukul 13.50 busnya hampir sampai di Semarang.

“Kita (pengusaha bus) bisa menaikkan rate. Biasanya satu kali pulang-pergi ke Jawa Tengah memakan waktu dua hari. Saat ini, dalam waktu 24 jam kita bisa satu kali pulang-pergi Jawa Tengah,” ujarnya.

Sejak dioperasikannya tol Trans Jawa, Sani melihat antusiasme masyarakat naik angkutan umum. Hal ini dibuktikannya dengan meningkatnya jumlah penumpang 15% hingga 20%.

Sementara untuk tiket bus, Sani dan pengusaha bus lainnya belum menaikkan harga, meski biaya yang harus dikeluarkan mereka untuk melintasi tol Trans Jawa tidak murah.

“Kita akan menyesuaikan tarif pada peak season,” kata Sani.

Berita Lainnya
×
tekid