sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI dorong digitalisasi ekonomi syariah

Bank Indonesia menyatakan industri keuangan syariah harus mengadopsi teknologi digital agar bisa menjamah pelosok negeri.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 13 Nov 2019 20:12 WIB
BI dorong digitalisasi ekonomi syariah

Bank Indonesia menyatakan industri keuangan syariah harus mengadopsi teknologi digital agar bisa menjamah pelosok negeri. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dengan demikian, sistem keuangan syariah akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

“Khususnya yang bekerja di sektor pertanian, kelautan, dan perkebunan, dengan pemasaran yang lebih luas,” kata Perry dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta, Rabu (13/11).

Perry juga mengatakan, sistem keuangan syariah yang terdigitalisasi dengan teknologi akan memudahkan masyarakat pedesaan memperluas jangkauan ekonominya, tidak lagi bergantung kepada akses yang hanya dapat dirasakan di perkotaan.

"Transformasi digital dapat mempercepat pendanaan ekonomi Isslam dari desa kecil saya di Solo, Jawa Tengah, sampai ke Abuja di Nigeria. Cukup dengan klik di handphone," ujarnya.

Perry mengatakan pangsa pasar ekonomi digital di Indonesia juga amat besar. Dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 56% di antaranya adalah pengguna internet aktif atau sebesar 150 juta jiwa. Sementara, sebesar 10% dari 150 juta jiwa tersebut aktif bertransaksi menggunakan platform digital. 

Dia pun menuturkan, sebagian besar pengguna internet ini adalah generasi milenial yang belum familiar dengan sistem ekonomi syariah. Oleh karenanya, digitalisasi ekonomi syariah juga akan menjangkau potensi milenial yang besar jumlahnya.

"Sekarang generasi milenial cukup menekan klik (gawai) saja untuk memesan makanan untuk dibawa ke kamar," ucapnya. 

Dengan demikian, katanya, teknologi digital bisa mempercepat sistem keuangan ekonomi syariah di Indonesia dan dapat diakses di mana saja. 

Sponsored

"Bagaimana transformasi teknologi ini bisa melayani lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan umat," jelasnya.

Untuk gambaran, nilai ekonomi digital Indonesia pada akhir tahun 2019 diprediksi akan mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp560 triliun. Sedangkan potensinya pada tahun 2025 diprediksi akan melonjak menjadi US$100 miliar atau Rp1.400 triliun.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid