sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI pastikan pertahankan suku bunga rendah di 2021

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perbankan harus menurunkan tingkat bunga kreditnya agar kebijakan BI dapat menjadi pengungkit ekonomi.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 03 Des 2020 20:19 WIB
BI pastikan pertahankan suku bunga rendah di 2021

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan bakal mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate pada 2021 di level rendah. Dengan demikian, penyaluran kredit perbankan dapat terus diakselerasi.

Rendahnya tingkat suku bunga acuan diprediksi bakal diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan sehingga dapat memicu peningkatan pertumbuhan kredit dan mendorong gerak perekonomian.

"Suku bunga acuan akan tetap rendah (di 2021) sampai dengan muncul tanda-tanda inflasi meningkat," katanya dalam Pertemuan Tahunan BI secara virtual, Kamis (3/12).

Perry melanjutkan, saat ini tingkat suku bunga acuan BI telah berada di level 3,75% dan merupakan yang terendah sepanjang sejarah. 

Sekedar informasi, penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai tanggal 19 Agustus 2016. Sebelum periode tersebut, suku bunga acuan menggunakan BI rate.

"Suku bunga kebijakan BI yang sekarang 3,75% terendah sepanjang sejarah, likuiditas juga tetap longgar untuk mendukung penyaluran kredit perbankan," ujarnya.

BI, katanya, akan terus mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk mengembalikan keadaan perekonomian nasional seperti semula dengan berbagai kebijakan makroprudensial. Selain dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan, BI juga menerapkan kebijakan quantitative easing yang dilakukan dengan membeli obligasi pemerintah untuk meringankan tekanan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hingga kini, BI telah melakukan quantitative easing mencapai Rp682 triliun atau sebesar 4,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"BI telah melakukan quantitative easing sebesar Rp682 triliun atau 4,4% PDB, stimulus moneter terbesar di antaraemerging market," ucapnya.

Sponsored

Perry memastikan kebijakan makroprudensial yang akomodatif tersebut akan terus dilanjutkan di 2021 dengan menjaga rasio countercyclical buffer 0%, rasio intermediasi makroprudensial pada kisaran 84% hinga 94%, dan rasio penyangga likuiditas makroprodunesial sebesar 6%.

Menurutnya, agar seluruh kebijakan BI tersebut dapat menjadi pengungkit bagi perekonomian dengan bergeraknya sektor riil, maka perbankan juga harus menurunkan tingkat bunga kreditnya dan menyalurkan kredit sebanyak mungkin.

"Sudah saatnya perbankan segera menurunkan suku bunga dan menyalurkan kredit sebagai komitmen bersama untuk pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid