sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI: Penguatan Rupiah menunjukkan kepercayaan investor

Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat, (4/1) pagi dibuka menguat sebesar 72 poin.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 04 Jan 2019 17:21 WIB
BI: Penguatan Rupiah menunjukkan kepercayaan investor

Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat, (4/1) pagi dibuka menguat sebesar 72 poin ke level Rp14.338 dari sebelumnya Rp14.410 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Menurut Bank Indonesia, penguatan rupiah kali ini disebabkan karena kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia. Juga mekanismpe pasar valuta asing di dalam negeri yang bergerak secara optimal. 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan kepercayaan investor tersebut terlihat dari lelang surat berharga Negara (SBN) yang dilakukan Kementerian Keuangan belum lama ini. 

“Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan Rp15 triliun pada lelang minggu ini. Namun, nyatanya yang menawar lebih dari tiga kali. Bahkan bisa dapat lebih dari Rp50 triliun,” kata Perry di Jakarta, Jumat (4/1). 

Hal tersebut, menurut Perry, menunjukkan investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri masih menaruh kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, investasi di aset keuangan Indonesia juga sangat kuat dan baik.

 “Jadi, sudah terbukti dari sisi over subscribe lelang SBN,” ujar Perry. 

Selain lelang SBN, lanjut Perry, kepercayaan investor juga ditandai dengan bertambahnya penawaran valas di pasar keuangan Indonesia. Karena sebagian pembeli SBN merupakan investor asing, maka otomatis bakal menambah penawaran valas di dalam negeri. 

"Selain itu, mekanisme pasar juga menunjukkan perkembangannya. Tidak hanya di pasar spot, swap, dan pasar domestic non deliverable forward (DNDF). Kurs DNDF juga bergerak stabil bahkan cenderung menguat. Dengan demikian, DNDF lebih rendah dari off shore NDF. Ini semakin menunjukan pasar DNDF semakin bekerja," klaim Perry. 

Sponsored

Sementara dari sisi eksternal, Perry melihat meredanya ketegangan antara AS dan China juga turut mempengaruhi. Namun demikian, perlu dilihat juga adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di China. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini bisa tumbuh sekitar 6,5%, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 6,6%. 

“Tapi pada akhirnya penguatan Rupiah lebih disebabkan karena faktor domestik, bukan faktor eksternal. Sehingga konklusi penguatan Rupiah lebih karena dua hal, semakin menguatnya kepercayaan investor terhadap Indonesia dan semakin berjanya mekanisme pasar," kata Perry. 

Berita Lainnya
×
tekid