sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI: Perbankan dalam negeri lebih kuat dari SVB di AS

BI memastikan kolapsnya tiga bank di AS tak berpengaruh bagi perbankan dalam negeri.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 17 Mar 2023 06:26 WIB
BI: Perbankan dalam negeri lebih kuat dari SVB di AS

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, jatuhnya tiga bank di Amerika Serikat (AS), yaitu Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank tidak akan mempengaruhi perbankan di Indonesia. Namun, ia tetap melihat banyak pelajaran penting yang bisa diambil oleh perbankan Indonesia dari kejatuhan tiga bank itu.

Perry berpendapat, kolapsnya tiga bank tersebut menunjukkan model bisnis yang tidak stabil dan sangat rentan. Penyebabnya adalah deposit funding atau produk simpanannya terkonsentrasi hanya di deposan besar dan klaster yang sama.

“Ini karena konsentrasi of funding yang 93% itu adalah deposan-deposan besar dan juga dalam klaster yang sama yaitu berkaitan dengan startup maupun financial technology company,” kata Perry dalam konferensi pers BI, ditulis Jumat (17/3).

Kemudian dari sisi aset, Perry menjelaskan, penempatan dana sebagian besar dalam bentuk surat-surat berharga, khususnya pemerintah. 

Diakuinya, surat berharga pemerintah memang berisiko rendah. Namun memiliki risiko valuasi, karena sebagian besar surat berharga yang dipegang ketiga bank ini available for sale. Sedangkan, surat berharga yang held to maturity hanya sebagian kecil saja.

“Itulah sehingga kenapa terjadi lost di dalam securities valuation, karena suku bunga The Fed naik, yield US Treasury naik, sehingga kemudian harganya turun. Maka terjadilah negatif valuasi dari surat-surat berharganya dan ini yang kemudian menggerogoti modalnya,” tutur Perry.

Selain itu, menurut Perry, SVB makin jatuh karena ketika bank ini berencana menambah modal dengan initial public offering (IPO). Namun, saat IPO dilakukan dan modal mulai ditambahkan, terjadi kegagalan. Kegagalan tersebut yang kemudian menjadi rumor di kalangan deposan.

“Deposan yang terkonsentrasi ini, akhirnya dengan cepat ingin menarik dananya sehingga membuat bank run. Dan itulah yang terjadi seminggu lalu dengan cepat,” kata dia.

Sponsored

Dari kasus tersebut, maka kesimpulan  ketiga bank tersebut kolaps karena deposan yang terkonsentrasi, marked to market loss securities atau kerugian dari sekuritas, dan ketidakseimbangan aset liabilitas.

Perry meyakinkan, perbankan di Indonesia tidak akan terpengaruh dengan jatuhnya tiga bank di AS. Pasalnya, kondisi perbankan di Indonesia, menurutnya jauh berbeda dan lebih kuat karena deposan tidak terkonsentrasi dan deposit funding cukup terdiversifikasi, sehingga memperkuat ketahanan bank.

“Sebagian besar bank di Indonesia tidak konsentrasi deposan. Misalnya ada top ten deposan, dibagi dana pihak ketiga (DPK) itu mungkin rata-rata 10%-15% ya mungkin. Ada satu atau dua bank yang mungkin tidak sampai 3%-5% sehingga deposit funding cukup terdiversifikasi,” ujar Perry. 

Berita Lainnya
×
tekid