sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI prediksi pertumbuhan ekonomi RI 2023 tetap menguat, ini faktornya

Perekonomian domestik pada triwulan III-2022 membaik karena peningkatan konsumsi, ekspor, dan daya beli masyarakat terjaga.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Kamis, 20 Okt 2022 19:26 WIB
BI prediksi pertumbuhan ekonomi RI 2023 tetap menguat, ini faktornya

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 di kisaran 4,5% hingga 5,3%. Alasannya, perbaikan ekonomi domestik terus berlangsung hingga saat ini.

Berdasarkan hasil survei BI, perekonomian domestik pada triwulan III-2022 membaik. Ini didorong peningkatan konsumsi swasta dan investasi non-bangunan, tetap kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat terjaga meski ada kenaikan inflasi.

"Berbagai indikator bulan September 2022 dan hasil survei BI terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam paparannya, Kamis (20/10).

Dari sisi eksternal, Perry menyebutkan, kinerja ekspor diperkirakan masih tetap kuat, terutama komoditas batu bara, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), serta besi dan baja. Pangkalnya, permintaan dari beberapa mitra dagang masih tinggi serta didukung kebijakan pemerintah mendorong ekspor CPO dan turunannya.

Secara spasial, kinerja ekspor juga terpantau positif yang ditopang seluruh wilayah, terutama Kalimantan dan Sumatra. "Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja lapangan usaha utama, seperti perdagangan, pertambangan, dan pertanian," imbuh Perry.

Perry memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada 2023 masih akan menguat. Sebab, ada dorongan solid dari permintaan domestik yang sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan berlanjutnya penyelesaian program strategis nasional (PSN) di tengah perlambatan ekonomi global.

Selain pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan membaik, BI juga mencatatkan inflasi bakal lebih rendah daripada perkiraan sebelumnya. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) September 2022 sebesar 5,95% year on year (yoy), yang lebih tinggi dibandingkan inflasi Agustus sebesar 4,69% (yoy), imbas penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

"Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar perkiraan awal," ungkap Perry.

Sponsored

Inflasi volatile food September 2022 terkendali di level 9,02% (yoy), sedangkan kenaikan inflasi administered prices di posisi 13,28% (yoy) atau tak setinggi perkiraan. Adapun inflasi inti tetap terjaga rendah sebesar 3,21% (yoy). 

Berita Lainnya
×
tekid