sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI: Rupiah sudah stabil di level Rp14.000 per dollar AS

Nilai tukar rupiah per 5 Maret 2019 melemah 0,1% atau berada pada Rp14.144 per dollar Amerika Serikat (AS).

Soraya Novika
Soraya Novika Selasa, 05 Mar 2019 21:52 WIB
BI: Rupiah sudah stabil di level Rp14.000 per dollar AS

Nilai tukar rupiah per 5 Maret 2019 melemah 0,1% atau berada pada Rp14.144 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Akan tetapi, hal ini dipastikan oleh Bank Indonesia (BI) masih bergerak cukup stabil. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan rupiah terbilang stabil saat kebutuhan akan valas dalam negeri senantiasa terpenuhi.

"Jadi rupiah sekarang sudah sangat stabil sekali. Supply cukup. Eksportir juga aktif, dan importir masuk. Inflow pun cukup deras sehingga lebih berimbang," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (5/3).

Kestabilan nilai tukar ini di antaranya, menurut Nanang tentunya tidak lepas dari dorongan produk regulasi BI bernama Domestic Non Delivery Forward (DNDF).

DNDF adalah transaksi derivatif valas terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward dengan mekanisme fixing yang akan dilakukan di pasar domestik. 

Tujuan DNDF secara garis besar adalah memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, mempercepat pendalaman pasar valuta asing domestik dan menambah alternatif instrumen lindung nilai (hedging) bagi para pelaku ekonomi.

"Makanya dengan itu tidak terlalu fluktuatif dan ini dibantu dengan pasar DNDF, banyak yang sudah lakukan hedging," katanya.

Dijelaskan Nanang, dengan menggunakan hedging maka pelaku pasar tidak terburu-buru untuk membeli ke pasar spot. 

Sponsored

"Volume di pasar uang antar bank cukup aktif yaitu US$100 juta per hari, sebelumnya hanya US$40 juta. Nasabah juga mulai masuk walaupun secara perlahan. Asing sudah banyak yang masuk bahkan lebih besar daripada domestik karena mereka harus hedging investasi di SBN (Surat Berharga Negara)," tuturnya.

Ke depan nilai rupiah diprediksi menguat hanya saja saat ini pasar sedang menunggu hasil negosiasi perdagangan antara AS dan China. 

"Pembicaraan perdagangan AS dan China memang sebetulnya sudah memberikan arah positif, kalo dari sisi sentimen global sudah bagus ya," ucapnya.

Selain itu, dollar AS juga masih dipengaruhi oleh The Fed yang sinyalnya cukup hati-hati di tahun ini.

"Hanya saja memang kan kita ada kebutuhan impor, jadi demand jadi inflow masuk sebagai suplai kadang-kadang memenuhi pembelian valas untuk impor," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid