sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI suntik likuiditas perbankan Rp662,1 triliun

Penambahan likuiditas dilakukan melalui penurunan GWM dan ekspansi moneter.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 17 Sep 2020 17:55 WIB
BI  suntik likuiditas perbankan Rp662,1 triliun

Bank Indonesia (BI) menambah likuiditas perbankan sebesar Rp662,1 triliun hingga 15 September 2020. Suntikan itu dilakukan melalui pelonggaran kebijakan moneter untuk mendorong pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19.

"Kondisi likuiditas perbankan saat ini lebih dari cukup sehingga dapat terus mendorong penurunan suku bunga dan kondusif bagi pembiayaan perekonomian," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam video conference, Kamis (17/9). 

Penambahan likuiditas itu di antaranya penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp491,3 triliun.

Longgarnya kondisi likuiditas telah mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 29,22% pada Agustus 2020 dan rendahnya suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight, sekitar 3,31% pada Agustus 2020. 

Menurut Perry, tren suku bunga acuan (BI7DRR) yang rendah juga turut berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Agustus 2020 dari 5,63% dan 9,47% pada Juli 2020 menjadi 5,49% dan 9,44% pada Agustus. 

Sementara itu, imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun pada Agustus-September 2020 meningkat dari 6,83% pada Juli 2020 menjadi 6,87% pada Agustus 2020 dan 6,92% per 15 September 2020 sejalan proses penyesuaian pelaku asing di pasar keuangan domestik. 

Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Agustus 2020 juga meningkat menjadi 19,3% secara tahunan (yoy) dan 13,3% (yoy) terutama didorong dampak ekspansi operasi keuangan pemerintah.

"Ekspansi moneter Bank Indonesia yang sementara ini masih tertahan di perbankan diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional sejalan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan," ujarnya. 

Sponsored

 

Berita Lainnya
×
tekid