sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bos baru BEI bakal turunkan jumlah satu lot jadi 20-50 saham

Setelah sah menjabat Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi bersama tim, akan menurunkan jumlah satu lot jadi 20-50 saham.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Sabtu, 30 Jun 2018 06:54 WIB
Bos baru BEI bakal turunkan jumlah satu lot jadi 20-50 saham

Setelah sah menjabat Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi bersama tim barunya, akan menurunkan jumlah satu lot menjadi 20-50 saham.

Inanro menuturkan, direksi BEI anyar memiliki komitmen untuk meningkatkan transaksi dan likuiditas saham di pasar modal. Penurunan satuan lot diyakini mampu mendapatkan likuiditas pasar yang lebih baik. 

Lot merupakan satuan perdagangan saham atau jumlah minimal pembelian saham. Apabila satuan lot saham diubah, tentu akan mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan pelaku pasar saat membeli satu lot saham.

"Sisi likuiditas kami rasakan masih rendah. Jadi, kami pikir perlu juga meningkatkan transaksi likuditasnya. Kami akan mengkaji kembali besaran satu lot," kata Inarno di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (29/6).

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa Laksono Widito Widodo menambahkan, awalnya saham satu lot terdiri dari 500 saham dan diperkecil menjadi 100 saham.

Pengecilan satuan ini akan membuat harga lebih murah, sehingga investor dengan modal kecil juga bisa membeli saham. Intinya, membuat perdagangan saham lebih likuid.

"Supaya harga lebih murah, kami akan mengubah ukuran lot sekitar 50 sampai 20 saham. Sekarang kan 100 saham per lot. Ini agar affordable. Buat orang dengan modal kecil bisa main saham," jelas Laksono.

Penurunan lot saham diperkirakan akan menambah jumlah pelaku pasar ritel. Aturan jumlah satuan lot saham sebenarnya tak pernah diubah sejak 2013 lalu, karena aturan tersebut mengacu pada Kep-00071/BEI/11-2013. Beleid tercantum dalam bentuk keputusan BEI dan mulai diberlakukan sejak 8 November 2013.

Sponsored

Dia menyebut, kajian pengubahan satuan lot saham akan dilakukan pada tahun depan. Saat ini, direksi BEI yang baru tengah fokus merealisasikan sistem penyelesaian transaksi jual dan beli saham di pasar modal menjadi dua hari (T+2) dari saat ini tiga hari (T+3). 

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021 Inarno Djajadi (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id)

Suku bunga acuan

Bos baru BEI juga langsung diadang gejolak pasar. Bahkan, BEI langsung menanggapi keputusan Bank Indonesia yang kembali mengerek suku bunga acuan BI 7-days reverse repo rate sebesar 50 basis poin menjadi 5,25%.

Inarno menuturkan, naiknya suku bunga acuan menjadi 5,25% merupakan konsekuensi dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kenaikan itu merupakan upaya untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah.

"Kalau kita ingin kendalikan kurs, konsekuensinya suku bunga harus dinaikkan," kata dia.

Inarno mengakui gejolak pasar luar biasa belakangan ini. Ditambah dengan perang dagang global yang sempat membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot ke level 5.600. Menurut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah lebih besar dipengaruhi faktor eksternal.

"Kembali lagi, ini dampak dari eksternal. Ini akan selalu terjadi ke depannya," kata dia.

Kendati demikian, Inarno meyakini bank sentral telah menghitung langkah yang akan ditempuh dalam menghadapi pelemahan rupiah. "Dengan mengendalikan kurs, pasti bunga acuan bisa naik," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid