sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bos BRI berharap BI turunkan lagi suku bunga acuan

Penurunan suku bunga acuan oleh BI akan memberikan dampak positif bagi pasar.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 24 Okt 2019 13:50 WIB
Bos BRI berharap BI turunkan lagi suku bunga acuan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berharap Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang ini untuk memutuskan kembali suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan penurunan suku bunga acuan oleh BI akan memberikan dampak positif bagi pasar. Untuk sektor perbankan, lanjut Sunarso, penurunan suku bunga dapat bermanfaat bagi perbankan terutama untuk ekspansi penyaluran kredit ketika likuiditas perbankan masih cukup ketat.

"Kalau BI Rate turun saya pikir bagus untuk market, karena kami melihatnya sekarang ini pricingnya turun, tetapi kami menghadapi kenyataan kalau Loan to Deposit Ratio (LDR) industri masih di atas 90%," kata Sunarso usai paparan publik kinerja perseroan kuartal III-2019, di Jakarta, Kamis (24/10).

Sunarso melanjutkan, penurunan suku bunga acuan BI bisa diikuti dengan langkah relaksasi kebijakan yang lain agar lebih akomodatif.

"Dengan penurunan BI rate diharapkan ada relaksasi-relaksasi nanti," ujar Sunarso.

Namun, Sunarso sendiri tak menjawab pertanyaan kapan BRI akan memangkas lagi suku bunga kredit BRI.

Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan BI7DRR sebanyak tiga kali sepanjang tahun 2019 ini. BI pertama kali menurunkan suku bunga acuan pada Juli 2019, dari 6% menjadi 5,75%.

Kemudian pada Agustus 2019, BI kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin menjadi 5,5%. Terakhir, BI menurunkan suku bunga acuan 0,25 bps menjadi 5,25% pada September lalu.

Sponsored

Penurunan suku bunga acuan pada Spetember lalu diiringi dengan pelonggaran Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) bagi kredit properti sebesar 5%, dan kredit kendaraan bermotor sebesar 5%-10%. Dengan relaksasi LTV tersebut, maka uang muka kredit properti dan kendaraan bermotor akan berkurang masing-masing sebesar 5% dan 5%-10%.

Berita Lainnya
×
tekid