sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inflasi April 0,08% bukti ekonomi melemah

BPS mengakui laju inflasi bulan April tidak biasa.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 04 Mei 2020 13:05 WIB
Inflasi April 0,08% bukti ekonomi melemah

Hal yang pada umumnya terjadi saat bulan Ramadan adalah pola perubahan konsumsi masyarakat terhadap komoditas tertentu. Akibatnya terjadi perubahan permintaan pada komoditas tersebut. Tingkat konsumsi yang meningkat ini biasanya mendorong kenaikan harga, utamanya terjadi harga barang konsumsi. 

Dalam kondisi harga barang naik, inflasi pun mengekor. Sayang yang terjadi pada April lalu justru sebaliknya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2020 sebesar 0,08%. Secara tahunan inflasi April sebesar 2,67%. Sedangkan inflasi secara year to date (ytd) sebesar 0,84%.  

Kepala BPS Suhariyanto mengakui, laju inflasi menjelang Ramadan tahun ini mengalami kondisi yang tidak biasa. Suhariyanto bilang, setiap tahunnya menjelang Ramadan selalu diwarnai dengan kenaikan inflasi tetapi tidak di tahun ini.

"Ramadan ini tingkat inflasi rendah sekali, tidak biasa untuk bulan Ramadan. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami kenaikan inflasi karena naiknya permintaan," katanya pada Senin (4/5).  

Suhariyanto lalu membandingkan periode Ramadan tahun lalu yang jatuh pada bulan Mei-Juni dengan inflasi yang mengalami kenaikan sebesar 0,58% dan 0,55%.

Lalu apa artinya? Inflasi yang tumbuh landai ini diartikan sebagai merosotnya daya beli masyarakat pada saat Ramadan. Lonjakan daya beli tidak terjadi pada komoditas pangan. Begitu juga pada sandang. 

Dalam kondisi tersebut, jelas tanda perlambatan ekonomi sedang terjadi. Daya beli masyarakat melemah sejalan dengan perekonomian Indonesia saat ini yang tergoncang karena pandemi Covid-19. Ditambah lagi harga komoditas pangan juga mengalami kenaikan dan stok yang minim seperti: gula dan bawang putih. 

Sponsored

Sebagai informasi, inflasi pada bulan April 2020 berasal dari komoditas seperti: bawang merah yang menyumbang 0,08%, gula pasir 0,02%, minyak goreng, rokok, dan beras masing-masing 0,01%. 

Sedangkan penyumbang deflasi adalah cabai merah yang mengalami penurunan harga pascapanen sebesar 0,08%. Kemudian daging ayam ras 0,05%, bawang putih yang impornya telah masuk 0,02%.


 

Berita Lainnya
×
tekid