sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPS catat inflasi Oktober 0,02%

Inflasi disebabkan kenaikan kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Jumat, 01 Nov 2019 10:48 WIB
BPS catat inflasi Oktober 0,02%

Badan Pusat Statistik mengungkapkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2019 mengalami inflasi 0,02% secara bulanan (month to month) yang didominasi kenaikan kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan realisasi ini menjadikan inflasi Januari-Oktober 2019 mencapai 2,20% (year to date/ytd). Jika dibandingkan dengan Oktober 2018, inflasi tahunan hingga Oktober 2019 sebesar 3,13% (year on year/yoy).

"Ini menunjukkan besaran inflasi ini terkendali, sekarang tinggal dua bulan lagi menuju tutup tahun 2019, dan saya yakin target inflasi akan tercapai," ujar Suhariyanto di Jakarta, Jumat (1/11).

Pemerintah menargetkan inflasi tahunan sepanjang 2019 di 3,5% (yoy). Sementara, Bank Indonesia menjangkar inflasi tahunan di 2,5%-4,5% (yoy)

Jika dibandingkan September 2019, inflasi bulanan pada bulan kesepuluh ini menunjukkan penurunan dibanding 0,27% (mtm) pada September 2019.

Suhariyanto menjelaskan jika dilihat secara komponen, kelompok bahan makanan jadi, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,45% dengan sumbangan kepada inflasi sebesar 0,08%.

Dari komponen ini komoditas yang cukup dominan kepada inflasi adalah nasi dan lauk pauk, rokok kretek dan rokok putih yang menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,01%.

Komponen kedua yang megalami inflasi tertinggi adalah kelompok tarif kesehatan dengan tingkat inflasi 0,3%. Kelompok tarif kesehatan ini seperti jasa kesehatan inflasi 0,15%, obat-obatan inflasi 0,71%, perawatan jasmani dan kosemtika inflasi 0,29%. Namun, andil kelompok ini relatif kecil terhadap inflasi yakni hanya 0,01%.

Sponsored

Di kelompok bahan makanan secara keseluruhan tercatat deflasi 0,41% dengan kontribusi deflasi 0,08%. Namun, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yakni harga daging ayam ras sebesar 0,05% dan bawang merah sebesar 0,02%.

"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan makanan mengalami deflasi 0,41%," katanya.

Sementara itu, inflasi inti masih bergerak 0,17%. Oleh karena itu, Suhariyanto meyakini deflasi di kelompok bahan makanan bukan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat.

Berdasarkan data BPS, inflasi terjadi di 43 kota di Indonesia, sedangkan 39 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara, sebesar 1,22% dan terendah terjadi di tiga kota yakni Pematang Siantar, Tual, dan Ternate sebesar 0,01%. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid