sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bus, jadi primadona mengaspal saat mudik Lebaran

Kenaikan harga tiket pesawat dan tol Trans Jawa membuat penumpang bus melonjak. Kenaikan mencapai 15% hingga 20%.

Manda Firmansyah Armidis
Manda Firmansyah | Armidis Jumat, 24 Mei 2019 20:00 WIB
Bus, jadi primadona mengaspal saat mudik Lebaran

Persaingan antarmoda transportasi darat

Selain bus, kereta api menjadi pilihan pemudik. Namun, menurut Soegeng Purnomo tiket kereta api relatif masih sangat tinggi. Hal ini, kata Soegeng, memberikan pengaruh baik terhadap industri transportasi seperti bus.

Ia memprediksi, permintaan terhadap produsen pasokan bus secara linier akan meningkat, seiring menguatnya industri moda transportasi darat.

Untuk di lintas Jawa, Soegeng menuturkan, terjadi persaingan ketat antarbus merebut calon penumpang. Bahkan, beberapa pengusaha bus kemudian menghadirkan model bus anyar, seperti double decker. Tujuannya, merebut minat calon penumpang.

“Secara tidak langsung, pengusaha bus akan berlomba memberi pelayanan yang baik bagi penumpang,” ucap Soegeng.

Senada dengan Soegeng, Budi Setyadi mengatakan harga tiket kereta api yang mahal juga ikut menjadi penyebab bus diminati. Perkembangan transportasi bus, kata Budi, akan lebih pesat dibandingkan kereta api.

“Kalau membangun sarana prasarana kereta api tuh mahal, harus bikin rel dan pembebasan lahan. Berbeda dengan bus, sebagian besar pelakunya adalah operator swasta. Jadi, kita cuma menyiapkan simpulnya, terminalnya, jalannya, saya kira lebih cepat kita nanti,” tutur Budi.

Petugas Kementerian Perhubungan memeriksa kelengkapan peralatan bus yang akan mengangkut pemudik di Terminal Mengwi, Badung, Bali, Kamis (23/5). /Antara Foto.

Sponsored

Soegeng Purnomo mengakui, ia belum bisa memastikan seberapa signifikan calon penumpang berpindah dari transportasi udara ke bus. Sebab, kata dia, bisa saja calon penumpang lebih memilih menggunakan jasa sewa mobil untuk mudik, bukan bus.

Salah seorang pemilik rental mobil di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Syamsuddin mengatakan, terjadi kenaikan signifikan penyewa mobil karena momen Lebaran. Bukan pengaruh langsung dari kenaikan harga tiket pesawat. Sejauh ini, kata Syamsuddin, sudah banyak yang menghubunginya dengan maksud memesan mobil yang disiapkan.

“Untuk tahun ini, saya optimis lebih banyak (penyewa) cuma belum belum ada kepastian. Kalau yang tanya sudah banyak sekali,” kata Syamsuddin di rental mobilnya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (24/5).

Rental mobil milik Syamsuddin memiliki lebih dari 30 unit mobil berbagai jenis. Sejauh ini, sudah 40% mobilnya disewakan untuk mudik Lebaran.

Pemilik rental mobil lainnya, Harris Seff, juga mengaku dampak mahalnya tiket harga pesawat belum dirasakan pelaku usaha rental mobil. Ia mengatakan, dari 20 unit mobil yang disewakan, 13 unit mobil sudah disewa untuk mudik Lebaran.

“Setiap tahun saat Lebaran memang begini. Tapi kalau dianggap akibat mahalnya tiket pesawat kayaknya memang kurang berdampak ke pelaku usaha rental mobil,” kata Harris.

Mengatasi kekurangan

Budi Setyadi mengakui, masih terdapat masalah dalam transportasi bus. Salah satunya, masih banyak operator bus yang punya tempat pemberangkatan dan penurunan penumpang tersendiri. Ia berujar, akan menuntaskan masalah ini, dengan melarang hal itu dan mengoptimalkan fungsi terminal.

Ombudsman Republik Indonesia pernah melakukan pemeriksaan terhadap armada bus dan fasilitasnya. Ombudsman menyatakan tak layak. Lembaga ini memprediksi, peralihan penumpang dari angkutan udara ke darat yang mencapai 30%.

Anggota Ombudsman Alvin Lie menjelaskan, meski beberapa armada bus AKAP tergolong baru, tetapi kursi penumpang tak dilengkapi sabuk pengaman. Selain itu, tak semua armada bus dilengkapi martil pemecah kaca, serta pintu darurat terhalang kursi penumpang.

Calon penumpang bus membeli tiket di Terminal Jombor, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (23/5). /Antara Foto.

Terkait kondisi terminal, Alvin memberikan contoh Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur. Menurutnya, berdasarkan hasil temuan, mayoritas komponen sistem pengendalian manajemen telah terpenuhi, peraturan jalur rapi, ruang tunggu keberangkatan layak, dan petugas ada. Sayangnya, informasi pemberangkatan dan kedatangan terbatas hanya audio. Nomor pengaduan pun tidak berfungsi.

“Loket penjualan online ditiadakan, toilet tidak bersih, tidak ada informasi klinik kesehatan, informasi visual tidak berfungsi, dan pengenaan retribusi pada penumpang bertiket,” ujar Alvin saat dihubungi, Jumat (24/5).

Perihal terminal bus, pemilik situs Haltebus.com Ahmad Maimun Fikri mengatakan, terminal bus sudah baik dari segi kebersihan dan pelayanan. Namun, ia menyayangkan masih ada kendala serius, yakni akses menuju terminal.

Masih ada sejumlah kekurangan dalam transportasi bus.

"Sudah banyak yang bagus, tiketnya relatif murah, tetapi aksesnya masih susah. Bukan hanya itu, terminal pun masih identik dengan calo dan preman,” kata Fikri saat dihubungi, Jumat (24/5).

Mengenai masalah ini, Budi Setyadi mengatakan, tahun depan akan ada beberapa terminal bus di Jawa yang diperbaiki. Dengan anggaran Rp500 miliar, ia berharap, terminal-terminal itu nanti bisa sekelas bandara.

Berita Lainnya
×
tekid