sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dapatkah sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi dari resesi?

PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 24 Agst 2020 15:53 WIB
Dapatkah sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi dari resesi?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 anjlok hingga minus 5,32% secara tahunan atau year on year (yoy), dan secara quarter to quarter (qtq), angkanya pun minus 4,19%. Jika kuartal III-2020 kembali tumbuh negatif, Indonesia memasuki jurang resesi.

Dari data yang sama, PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020. PDB pertanian tumbuh 16,24% (qtq) atau paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Bahkan, secara yoy sektor pertanian tetap berkontribusi positif dengan pertumbuhan 2,19%.

Pertumbuhan sektor pertanian ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh tinggi 9,23%. Selain karena pergeseran musim tanam, ini terjadi karena jajaran Kementerian Pertanian terus bekerja mendampingi selama masa pandemi Covid-19. 

Bagai mengulang sejarah, sektor pertanian senantiasa menjadi penyelamat tatkala krisis menerjang. Saat Indonesia diterpa krisis moneter pada 1997-1998, sektor pertanian bertahan, bahkan tumbuh positif. Saat ekonomi nasional terkontraksi 13,10% pada 1998, sektor pertanian tetap tumbuh 0,26%. Ini berulang saat krisis 2007-2008.

Pertanian, dengan produk utama pangan, adalah kebutuhan dasar. Ketika kebutuhan lain bisa ditunda, pangan harus tetap terpenuhi. Di saat pandemi seperti sekarang ini, manusia kembali berkutat dengan kebutuhan dasarnya: makan, kesehatan, dan keamanan jiwa raga.

Meskipun memiliki resiliensi, diakui atau tidak, sektor pertanian memiliki sejumlah kendala. Kendala SDM, lahan, akses ke sumber daya produktif, dan lainnya. Selain itu, dari Rp695 triliun dana untuk penanganan Covid-19, belum ada stimulus khusus untuk sektor pertanian. 

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Universitas Lampung Bustanul Arifin, mengatakan sektor pertanian merupakan fondasi perekonomian Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Tumbuhnya sektor pertanian di saat-saat krisis seperti sekarang ini, adalah bukti bahwa petani mampu berproduksi 

"Sektor pertanian tetap menjadi basis atau fondasi perekonomian Indonesia. Mengapa pertumbuhan pertanian positif? Karena aktivitas petani mampu menghasilkan produksi," katanya kepada Alinea.id, Senin (24/8).

Sponsored

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi suatu negara tak lain adalah representasi dari kegiatan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, bukan hanya berlandaskan pada paket kebijakan yang bisa dirasakan atau tidak dirasakan, namun digerakkan oleh aktivitas ekonomi di berbagai sektor.

Tumbuhnya sektor pertanian pada kuartal II-2020, katanya, ditopang oleh peningkatan produksi padi yang mengalami pergeseran masa panen dari Maret ke April, yang memicu peningkatan pertumbuhan subsektor tanaman pangan sebesar 9,23% (yoy) di kuartal II-2020.

"Produksi padi yang menjadi pemicu kinerja pertumbuhan subsektor tanaman pangan di atas 9%. Ketika panen padi terlambat pada Maret, kinerja pertumbuhan subsektor tanaman pangan minus 10.3% (kuartal I-2020)," ujarnya.

Untuk itu, pemerintah perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat sektor pertanian tumbuh tinggi di kuartal II-2020 agar trend positifnya dapat dipertahankan, atau bila perlu ditingkatkan di kuartal III dan seterusnya. Bagaimanapun, sektor pertanian menjadi peredam dari kontraksi perekonomian yang semakin dalam di kuartal II-2020.

"Apa yang harus dilakukan pemerintah agar kuartal III-2020 pertumbuhan tetap positif, yaitu pemerintah wajib mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan itu, lalu meningkatkannya, jika masih ada ruang ke sana," ucapnya.

Untuk membedah peranan sektor pertanian kala pandemi, Alinea.id menggelar Alinea Forum bertema Memperkuat Pertanian Kala Pandemi pada Selasa (25/8) pukul 15.00 hingga selesai, melalui aplikasi Zoom. 

Sejumlah narasumber telah memastikan kesiapannya untuk menjelaskan secara rinci persoalan tersebut. Mereka adalah:

- Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, PhD (Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian)

- Prof. Bustanul Arifin (Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Lampung)

- Andi Akmal Pasluddin (Anggota Komisi IV DPR)

- Dr Jamhari (Dekan Fakultas Pertanian UGM)

- Winarno Tohir (Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan)

Bagi yang ingin mengikuti diskusi dapat melakukan registrasi melalui link: https://alinea.id/forum

Berita Lainnya
×
tekid