sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Defisit APBN pada 2020 capai 6,09% dari PDB

Defisit sebesar 6,09% tersebut disebabkan oleh pendapatan negara yang lebih kecil dibandingkan dengan belanja yang harus dikeluarkan.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 06 Jan 2021 18:31 WIB
Defisit APBN pada 2020 capai 6,09% dari PDB

Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2020 tercatat sebesar Rp956,3 triliun atau 6,09% dari produk domestik bruto (PDB). Capaian itu, lebih rendah dari asumsi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020 yang sebesar Rp1.039,2 triliun atau mencapai 6,34% dari PDB.

"Lebih kecil dari yang ada di dalam Perpres 72/2020 sebesar 6,34%. Namun memang ini lebih besar dari UU awal yang didesain dalam kondisi sehat hanya defisit 1,76% atau Rp307,2 triliun,” katanya dalam video conference, Rabu (6/1).

Sri Mulyani menuturkan, defisit sebesar 6,09% tersebut disebabkan oleh pendapatan negara yang lebih kecil dibandingkan dengan belanja yang harus dikeluarkan, untuk membiayai dampak pandemi Covid-19.

Adapun realisasi pendapatan negara pada 2020 hanya menyentuh Rp1.633,6 triliun atau 96,1% dari target yang sebesar Rp1.699,9 triliun pada Perpres 72/2020 dan terkontraksi 16,7% dari capaian 2019.

Turunnya pendapatan negara sepanjang 2020 tersebut disebabkan oleh penurunan penerimaan pajak dan banyaknya insentif yang diberikan pemerintah kepada dunia usaha, untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

Dia merinci, pendapatan negara mengalami kontraksi 16,7% (yoy) karena penerimaan pajak tumbuh minus hingga 19,7% (yoy), yaitu hanya Rp1.070 triliun atau 89,3% dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 Rp1.198,8 triliun.

Begitu pula pada penerimaan kepabeanan dan cukai yang terealisasi Rp212,8 triliun atau 103,5% dari target Rp205,7 triliun. Namun masih terkontraksi 0,3% (yoy) dibanding periode sama 2019, yakni Rp213,5 triliun.

Kemudian kontraksi pendapatan negara turut disumbang oleh realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berada di zona negatif 17,2%, yakni Rp338,5 triliun atau 115,1% dari target Rp294,1 triliun.

Sponsored

Sementara, untuk penerimaan negara dari hibah mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yakni mencapai 945,8% atau dari Rp5,5 triliun menjadi Rp12,3 triliun.

Di sisi lain, belanja negara justru mengalami lonjakan yang signifikan. Hingga akhir tahun realisasi belanja negara mencapai Rp2.589,9 triliun atau 94,6% dari target Perpres 72 sebesar Rp2.739,2 triliun, dan meningkat 12,2% dibandingkan tahun lalu.

peningkatan belanja negara tersebut utamanya terjadi di belanja pemerintah pusat dengan realisasi mencapai Rp1.827,4 triliun atau 92,5% dari target Perpres 72 sebesar Rp1.975,2 triliun. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid