sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Defisit transaksi berjalan kuartal I-2020 hanya 1,42% dari PDB

Terkendalinya CAD disebabkan beberapa faktor, seperti turunnya nilai impor dari US$39,9 miliar pada kuartal I-2019, menjadi US$37,3 miliar.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 28 Mei 2020 16:48 WIB
Defisit transaksi berjalan kuartal I-2020 hanya 1,42% dari PDB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal I-2020 mencapai US$3,9 miliar atau setara 1,42% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

"Capaian ini mengonfirmasikan bahwa defisit transaksi berjalan di kuartal I-2020, lebih rendah dari 1,5% PDB, sebagaimana kami sampaikan sebelumnya," katanya dalam konferensi video, Kamis (28/5).

Terkendalinya CAD disebabkan beberapa faktor, seperti turunnya nilai impor dari sebesar US$39,9 miliar pada kuartal I-2019, menjadi US$37,3 miliar di kuartal I-2020.

Sementara itu, ekspor mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya, dari US$41,2 miliar menjadi US$41,7 miliar. Faktor lain adalah penurunan impor, yakni menjadi US$37,3 miliar di triwulan I-2020, lebih rendah dari capaian periode yang sama tahun lalu yang hanya US$39,9 miliar.

Hal itu menyebabkan neraca perdagangan barang mengalami peningkatan menjadi US$4,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$1,3 miliar.

"Neraca perdagangan barang meningkat. Neraca perdagangan jasa membaik. Memang ekspor hanya sedikit mengalami peningkatan, tetapi yang paling utama penurunan impor," ujarnya.

Rendahnya CAD di kuartal I-2020 juga didorong oleh rendahnya defisit neraca jasa yang didorong oleh penurunan aktivitas di sektor pariwisata.

Faktor lainnya disebabkan lebih rendahnya pendapatan primer, yang di dalamnya termasuk juga pembayaran bunga dari surat berharga negara (SBN) yang dimiliki investor asing.

Sponsored

"Kepanikan pasar global menyebabkan capital outflow atau investor asing melepas SBN di Indonesia besar-besaran. Sehingga mengurangi kebutuhan membayar bunga ataupun dividen kepada investor asing," jelasnya.

Berita Lainnya
×
tekid