sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

DEN pastikan ketahanan energi RI aman di tengah lonjakan harga

Variabel harga memiliki bobot yang paling tinggi di dalam ketahanan energi nasional.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Senin, 07 Mar 2022 15:08 WIB
DEN pastikan ketahanan energi RI aman di tengah lonjakan harga

Harga berbagai komoditas energi saat ini tengah mengalami lonjakan, mulai dari batu bara, minyak, hingga gas. Di tengah kondisi ini Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan jika ketahanan energi RI dalam kondisi aman.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengatakan, setidaknya ada empat variabel untuk untuk menghitung indeks ketahanan energi nasional. Pertama adalah ketersediaan, harga, akses bagi masyarakat, dan keselamatan lingkungan.

Sampai saat ini, kata Djoko, RI masih mengekspor batu bara dan gas. Untuk batu bara 75% dari produksi nasional masih di ekspor, yang artinya ketersediaan energi cukup. Lalu untuk gas ekspor dilakukan dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dan gas pipa.

Untuk infrastruktur sendiri menurutnya, memang perlu ada penambahan. Energi Baru Terbarukan (EBT) sendiri saat ini capaiannya baru 11,7% masih di bawah target 23% pada 2025.

"Dengan fakta yang ada, indeks ketahanan energi kita berada di angka 6,57. Artinya masuk dalam kategori tahan," paparnya dalam Energy Corner, Senin (7/3).

Meski RI mengekspor batu bara dan gas dalam bentuk LNG, tetapi kebutuhan minyak mentah, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline, dan Liquified Petroleum Gas masih tergantung dari impor. Sehingga belum masuk kategori ketahanan energi sangat tahan.

Djoko menjelaskan, variabel harga memiliki bobot yang paling tinggi di dalam ketahanan energi nasional. Oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan pemenuhan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO).

Kebijakan ini dibuat dalam rangka mengamankan pasokan. DMO mengatur harga harga batu bara dipatok US$70 per ton dan 25% dari produksi perusahan.

Sponsored

"Dalam kondisi sekarang ini, harga gas maupun batu bara terus meningkat, dikhawatirkan pada waktu itu para penambang cenderung ekspor. Pemerintah mengambil langkah cepat dengan melarang ekspor," jelasnya.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid