sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di tengah pandemi, ekspor rempah-rempah Indonesia meningkat

Tingginya permintaan rempah-rempah di masa pandemi disebabkan berbagai negara mulai menyadari manfaat dari tanaman endemik tersebut.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 25 Jun 2020 13:50 WIB
Di tengah pandemi, ekspor rempah-rempah Indonesia meningkat

Meski mengalami hambatan dalam distribusi rempah-rempah selama pandemi Covid-19 ke berbagai negara importir, ternyata pertumbuhan ekspor Indonesia mengalami peningkatan.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Olvy Andrianita, mengatakan pada periode Januari hingga April 2020 pertumbuhan ekspor rempah-rempah Indonesia mencapai US$218 juta atau meningkat 19,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Tingginya permintaan rempah-rempah ini terjadi Januari-April. Kalau kami mencatat ada US$218 juta, jadi meningkat 19,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya dalam konferensi video, Kamis (25/6).

Tingginya permintaan rempah-rempah di masa pandemi disebabkan berbagai negara mulai menyadari manfaat dari tanaman endemik tersebut bagi kesehatan dan menambah imun tubuh. 

"Justru di masa pandemi ini kita bersyukur bahwa dunia mulai melihat natural resource sangat dibutuhkan. Rempah-rempah ternyata mempunyai sesuatu yang bernilai bagi kesehatan tubuh bagi imunitas," ujarnya.

Untuk itu, dia meyakini meski berada di tengah situasi sulit akibat pagebluk Covid-19, komoditas rempah-rempah masih memiliki potensi ekspor yang besar. Sehingga, pemerintah pun berencana mencari pasar baru di luar pasar tradisional ekspor Indonesia.

"Saya percaya walaupun di posisi sulit, potensi masih tetap ada dan ini menjadi keinginan kami untuk mengembangkan pasar rempah di pasar dunia," ucapnya.

Olvy memaparkan, komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia didominasi oleh tanaman cengkih sebesar 16%, lalu kayu manis 12%, vanila 10%, dan pala 10%.

Sponsored

Sedangkan, negara tujuan ekspor utama rempah-rempah Indonesia pada 2019 masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) sebesar US$144,62 juta, India US$100 juta, dan Vietnam US$90,25 juta.

 

Sementara ekspansi pasar non tradisional yang sudah dicoba Indonesia pada 2019 adalah Arab Saudi senilai US$13,27 juta, Uni Emirat Arab US$12,62 juta, dan Pakistan US$11,29 juta.

Berita Lainnya
×
tekid