sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Diserbu investor, pemerintah serap utang baru Rp20 triliun

Pemerintah menyerap surat utang negara (SUN) senilai Rp20 triliun dengan tingginya minat dari investor mencapai 157,5% dari target.

Sukirno
Sukirno Selasa, 25 Sep 2018 20:13 WIB
Diserbu investor, pemerintah serap utang baru Rp20 triliun

Pemerintah menyerap surat utang negara (SUN) senilai Rp20 triliun dengan tingginya minat dari investor mencapai 157,5% dari target.

Kementerian Keuangan menyerap dana sebesar Rp20 triliun dari lelang enam seri SUN untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran masuk Rp51,5 triliun, atau mencapai 157,5%.

Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menyatakan lelang tersebut telah memenuhi target maksimal yang ditetapkan Rp20 triliun.

Untuk seri SPN03181226, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,576%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 26 Desember 2018 ini mencapai Rp15 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,5% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,8%.

Untuk seri SPN12190606, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,876%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 6 Juni 2019 ini mencapai Rp9 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,86% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,0%.

Untuk seri FR0077, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,21987%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2024 ini mencapai Rp11,1 triliun.

Sponsored

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,125% ini mencapai 8,12% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,6%.

Untuk seri FR0078, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,26937%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2029 ini mencapai Rp12,21 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25% ini mencapai 8,2% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,55%.

Untuk seri FR0065, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,42784%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 ini mencapai Rp2,94 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,625% ini mencapai 8,36% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,64%.

Untuk seri FR0075, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,72882%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2038 ini mencapai Rp1,18 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5% ini mencapai 8,68% dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,2%.

Sebelumnya, pemerintah menyerap dana Rp16,2 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara pada Selasa (12/9) dengan total penawaran masuk mencapai Rp36,8 triliun.

Sebagai informasi, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2018 mencapai US$358 miliar. Terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral US$180,8 miliar, utang swasta dan BUMN US$177,1 miliar.

Rupiah melemah

Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah 24 poin menjadi Rp14.894 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.870 per dollar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, menjelang pengumuman suku bunga the Fed pada pekan ini, dollar AS kembali bergerak naik terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah.

"The Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya untuk ketiga kalinya pada tahun ini," katanya.

Naiknya suku bunga the Fed, lanjut dia, membuat imbal hasil aset investasi di Amerika Serikat menjadi lebih menarik dibandingkan negara berkembang.

Ia menambahkan data kepercayaan konsumer Amerika Serikat yang akan dirilis pada pekan ini juga akan menjadi perhatian pasar. Jika data yang dirilis lebih baik dari ekspektasi maka berpotensi mendorong dollar AS lebih tinggi.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan sikap menahan diri pelaku pasar terhadap aset berisiko menjelang pertemuan FOMC membuat dollar AS cenderung menguat.

"Permintaan mata uang safe haven yang meningkat menahan pergerakan rupiah," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (25/9) ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.893 dibanding sebelumnya (24/9) di posisi Rp14.865 per dollar AS. (Ant).
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid