sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dollar AS melemah, rupiah punya kesempatan menguat

Meski rupiah berpeluang menguat namun tetap harus dicermati dengan sejumlah sentimen, khususnya yang berasal dari AS.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 06 Nov 2018 09:08 WIB
Dollar AS melemah, rupiah punya kesempatan menguat

Analis memprediksi rupiah berpeluang menguat ditengah melemahnya dollar Amerika Serikat (AS). Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada memprediksi laju rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.983-Rp14.969. 

Pelemahan Rupiah diikuti dengan pelemahan dollar AS yang mengakhiri reli penguatan sebelumnya. Laju dollar AS melemah seiring dengan aksi lepas dollar AS oleh investor jelang adanya pemilu tengah semester (midterm election) AS.

"Dengan kondisi tersebut pergerakan Rupiah seharusnya masih ada kesempatan untuk menguat dengan memanfaatkan pelemahan dollar AS. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," ungkap Reza dalam risetnya, Selasa (6/11).

Sekadar informasi, penutupan kemarin (5/11) rupiah melemah sebesar 0,15% ke level Rp 14.977 per dollar Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, rupiah justru masih menunjukkan penguatan 0,78% menjadi Rp 14.972 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR).

Meski dirilisnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap di atas ekspektasi namun, tidak cukup kuat mengangkat rupiah. Bahkan berbalik melemahnya laju dollar AS setelah penguatan selama beberapa hari sebelumnya juga tidak direspon positif.

"Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB kuartal III-2018 naik 5,17%, di atas ekspektasi sejumlah pengamat yang memperkirakan di angka 5,14%. Pertumbuhan ekonomi itu dinilai tertinggi secara tahunan sejak 2014 atau di masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo," ujar Reza.

Konsumsi pemerintah pada kuartal III-2018 cukup memberikan kontribusi lebih bagi pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut yang tumbuh 5,17%. Meski dinilai di atas ekspektasi, namun, angka tersebut jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,27%. 

"Oleh karena itu, pelaku pasar memanfaatkan penguatan rupiah sebelumnya untuk kembali melemah," pungkasnya.
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid