Pengamat ekonomi Unika Atma Jaya, Rosdiana Sijabat, mengapresiasi kinerja pemerintah dalam mengelola perekonomian dan keuangan saat pandemi Covid-19. Pangkalnya, Indonesia relatif lebih baik daripada global, termasuk negara maju.
Dirinya mencontohkannya dengan beberapa indikator. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 5%.
"Ini sebenarnya sesuatu yang menunjukkan bahwa ada efektivitas kebijakan fiskal dan moneter," ucapnya kepada Alinea.id, Minggu (26/2).
Kedua, sambung Rosdiana, tingkat inflasi relatif stabil. Padahal, inflasi di banyak negara lain melonjak dan terpaksa mengetatkan suku bunga imbas perang Ukraina dan Rusia sehingga menyebabkan krisis energi dan kenaikan harga pangan.
Kemudian, realisasi penerimaan pajak juga tumbuh. Berdasarkan laporan pemerintah, ungkapnya, penerimaan pajak menembus 114%.
"Saya kira ini sebauh pncapaian yang tidak mudah di tengah-tengah terpuruknya dalam beberapa tahun sektor riil kita. Tetapi, kita bisa menaikkan [pendapatan] pajak kita di akhir 2022 lalu. Ini sebuah kinerja, ini menunjukkan adanya penanganan secara terukur dan serius," tuturnya.
Rosdiana optimistis kinerja kinclong yang dicapai saat pandemi dapat dipertahankan pada 2023: perekonomian global prediksi belum cerah. Pangkalnya, mobilitas mulai meningkat dan akan berdampak positif terhadap perbaikan ekonomi.
"Beberapa indikator secara global juga menunjukkan adanya pemulihan di sektor-sektor tertentu. Nanti akan jadi pendorong, katalisator pemulihan sektor-sektor lain secara global," sambungnya.