sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonom UI tepis Indonesia dikuasai asing

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menepis isu bahwa perekonomian Indonesia telah dikuasai oleh pihak asing.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Rabu, 03 Okt 2018 04:10 WIB
Ekonom UI tepis Indonesia dikuasai asing

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menepis isu bahwa perekonomian Indonesia telah dikuasai oleh pihak asing

Menurutnya, isu tersebut bukanlah temuan serius. Bahkan kata dia, perusahaan di Indonesia saat ini mayoritas masih dimiliki oleh investor dari dalam negeri, dibandingkan dengan pihak asing.

Dia pun menjabarkan perusahaan-perusaahaan di Indonesia yang dimiliki investor domestik bergerak pada sektor keuangan, industri hingga transportasi. Sebagai contoh, kata dia, di dalam industri perminyakan, perusahaan asing seperti Exxon, British Petroleum, Chevron, memiliki peran yang lemah. 

"Sedemikian lemahnya perusahaan tersebut, alat yang dibeli oleh perusahaan itu, bukan milik mereka," sebutnya di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).

Meski perusahaan itu membeli alat, tetapi nantinya akan menjadi aset negara. "Jadi, posisinya hanya sebagai kontraktor dikasih fee oleh pemerintah," kata dia. 

Untuk itu, pemerintah mendapatkan hak 85%, sedangkan perusahaan tersebut hanya mendapatkan 15% saja. Meski ongkos-ongkos eksplorasinya ditanggung oleh negara, Faisal berkeyakinan, nantinya seluruh asetnya perusahaan asing itu akan menjadi milik negara. 

Saat ini juga, ladang-ladang minyak asing itu yang sudah habis tidak dapat diperpanjang lagi. Seluruhnya, diberikan kepada PT Pertamina (Persero)

Meskipun begitu, dia pun mengaku peran asing semakin meningkat di Indonesia, namun tidak sepenuhnya dikuasai.

Sponsored

Selain itu, dia pun menyebutkan dalam industri perbankan, seperti Bank BRI, BNI, Mandiri semua masih dimiliki Indonesia.

Dalam bidang telekomunikasi hingga kini Telkom masih mendominasi. Sama halnya dengan industri Migas yang masih dikuasai Pertamina.

"Semen walaupun ada tiga (kepemilikan) asing. Holcim punya asing tapi yang dominan punya Indonesia," kata Faisal.

Berita Lainnya
×
tekid