sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonomi belum pulih, PKS minta harga Pertamax tidak naik

Pemerintah mengusulkan Pertamina menaikkan harga Pertamax karena nilai keekonomiannya saat ini sekitar Rp14.500/liter.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Jumat, 25 Mar 2022 09:42 WIB
Ekonomi belum pulih, PKS minta harga Pertamax tidak naik

Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, meminta PT Pertamina (Persero) tidak serta merta menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax (RON 92). Alasannya, pandemi belum berakhir dan perekonomian masyarakat belum pulih.

"Kami minta Pertamina tidak serta merta menaikkan harga Pertamax sekarang ini meski harga sedang naik," ujarnya kepada Alinea.id, Jumat (25/3).

Dia menjelaskan, Pertamina tak menurunkan harga BBM pada awal pandemi dan saat harga minyak turun. Pemerintah justru tetap membeli BBM dengan harga mahal di tengah penurunan harga minyak.

"Masyarakat tetap membayar BBM berharga mahal, Pertamina yang menangguk untung," jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Akan tetapi, saat ini ketika harga sedang naik, dia meminta, beban tidak serta merta dilimpahkan kepada masyarakat. Dalam hal ini, Mulyanto meminta Pertamina dan pemerintah mencari solusi untuk meringankan beban masyarakat.

"Bu [Menteri Keuangan] Sri Mulyani mewakili pemerintah tidak akan menaikan harga BBM tahun ini, khawatir menimbulkan market shock selain juga daya beli masyarakat masih rendah," tuturnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan, nilai keekonomian Pertamax (RON 92) sebesar Rp14.500/liter. Ini berdasarkan perhitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di tengah lonjakan harga minyak.

Menurutnya, konsumen Pertamax mencapai 13% dari total konsumsi BBM nasional. Konsumen BBM jenis Pertamax umumnya adalah mobil-mobil mewah.

Sponsored

"Dengan harga BBM Pertamax Rp9.500 ini bisa dikatakan posisi Pertamina menyubsidi Pertamax. Dan ini jelas artinya, Pertamina subsidi mobil mewah yang pakai Pertamax," ucapnya, Selasa (22/3).

Kementerian BUMN pun mengusulkan dilakukan perhitungan ulang agar ada keadilan. Jangan sampai Pertamina memberikan subsidi besar kepada mobil mewah yang menggunakan Pertamax.

"Sudah saatnya dihitung ulang berapa harga yang layak yang diberikan Pertamina untuk harga Pertamax yang dikonsumsi mobil mewah. Ini untuk keadilan semua," jelas Arya.

Berita Lainnya
×
tekid