sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekspor naik, Kementan: Pertanian solusi pemulihan ekonomi saat pandemi

Kinerja ekspor pertanian pada Agustus 2020 meningkat 8,6% menjadi US$2,4 miliar (yoy).

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 18 Sep 2020 14:11 WIB
Ekspor naik, Kementan: Pertanian solusi pemulihan ekonomi saat pandemi

Kinerja ekspor pertanian pada Agustus 2020 meningkat 8,6% atau US$2,4 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) sebesar US$2,2 miliar.

"Secara kumulatif, nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai US$2,4 miliar atau meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 2,2 miliar," ucap Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Pusdatin Kementan), Akhmad Musyafak, dalam keterangannya, Jumat (18/9).

Tren serupa terjadi pada ekspor olahan pertanian. Kondisi ini, menurutnya, bukti sektor agrikultura menjadi solusi pasti pemulihan ekonomi saat pandemi coronavirus baru (Covid-19).

"Olahan pertanian pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai US$15,92 miliar atau meningkat 5,4% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya US$15,09 miliar," jelasnya.

Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) Agustus 2020 mencapai 100,65. Artinya, meningkat 0,56% dibanding Juli 2020 sebesar 100,09. Berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi di tanaman pangan dan perkebunan. Sedangkan hortikultura dan peternakan mengalami penurunan.

Adapun bobot subsektor pertanian dalam perhitungan NTP, yakni tanaman pangan 47,37%, perkebunan 25,39%, peternakan 13,71%, hortikultura 10%, dan perikanan 3,53%.

NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. Kegunaannya untuk mengukur kemampuan tukar usaha tani yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. Semakin tinggi bobotnya kian memengaruhi NTP.

"Komoditas yang mempunyai bobot di atas 5% pada masing-masing subsektor, adalah subsektor tanaman pangan meliputi gabah 75,44%, jagung 13,95%, ketela pohon 52,1%. Untuk subsektor perkebunan, meliputi kelapa sawit 26,54%, karet 26,37%, kopi kakao 7,87%, tebu 7,62%, cengkeh 6,46%," tutur Musyafak. 

Sponsored

Hortikultura meliputi bawang merah 12,61%, cabai rawit 12,11%, cabai merah 10,87%, kentang 8,43%, pisang 6,48%, dan jeruk 5,75%. Sedangkan peternakan mencakup sapi potong 39,69%, ayam pedaging 21,13%, telur 12,11%, dan sapi perah 6,39%.

Selain itu, tingkat Inflasi kelompok makanan, minuman (mamin), dan tembakau paling rendah pada Agustus 2020 dibanding pengeluaran lain, yaitu 0,86% (deflasi).

"Inflasi tahun ke tahun untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau di bulan Agustus sebesar 0,79% dan lebih rendah dibanding tingkat inflasi umum yang besarnya 1,32%," katanya.

Sebagai informasi, inflasi kelompok mamin dan tembakau pada 2020 sebesar 1,31%, termasuk kategori inflasi ringan (creeping inflation). Dengan demikian, ada insentif bagi dunia usaha, tetapi tidak memberatkan konsumen. Inflasi kategori ini tidak membahayakan perekonomian.

Berita Lainnya
×
tekid