sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Permintaan ekspor melonjak, pabrik Oreo tambah kapasitas produksi 43.000 ton

Perusahaan menambah investasi sebesar US$23 juta untuk memenuhi tingginya permintaan pasar ekspor.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Sabtu, 31 Jul 2021 16:45 WIB
Permintaan ekspor melonjak, pabrik Oreo tambah kapasitas produksi 43.000 ton

Industri makanan dan minuman (mamin) menjadi salah satu sektor yang melesat di tengah pandemi. Produsen biskuit Oreo dan Ritz, PT Mondeléz Indonesia menyebut permintaan produk di luar negeri kian meningkat. 

Kepala Pabrik Cikarang Mondelez Indonesia, Zaenal Abidin mengatakan perusahaan menambah investasi sebesar US$23 juta untuk memenuhi tingginya permintaan pasar ekspor.

Lini produksi baru yang menyerap tenaga kerja sebanyak 100 orang ini akan memproduksi Oreo dengan pangsa pasar 60% untuk ekspor dan sisanya 40% mengisi pasar dalam negeri.

“Lini baru ini akan beroperasi mulai November tahun 2021 dengan kapasitas produksi sebesar 43.000 ton Oreo per tahun, ujar Zaenal dalam keterangan resmi, Sabtu (31/7).

Dengan lini baru ini, perusahaan akan punya total enam lini. Pada 2020, perusahaan memproduksi sebanyak 85.000 ton biskuit per tahun. Menurut Zaenal, produknya telah menembus ekspor ke 38 negara.

Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan selain berorientasi ekspor, industri mamin juga tergolong sektor padat karya dan menjalankan hilirisasi atau meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.

Mondeléz tercatat menyerap cokelat dari delapan kabupaten di Pulau Sumatera dan Sulawesi.

"Selain itu, perusahaan juga memberdayakan petani cokelat lebih dari 30.000 orang, yang tentunya membawa dampak ekonomi bagi keluarga dan wilayahnya,” tutur Putu.

Sponsored

Kemenperin mencatat, industri mamin menjadi salah satu sektor primadona yang membuat kinerja ekspor manufaktur nasional meroket sepanjang semester I tahun 2021. Total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juni 2021 mencapai US$19,58 miliar atau naik 21,68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi investasi, industri mamin mampu merealisasikan dananya sebesar Rp36,6 triliun pada semester I-2021 di tengah dampak tekanan pandemi Covid-19. Jumlah tersebut, meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp14,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp21,9 triliun.

“Guna semakin memacu kinerja gemilang dari industri mamin tersebut, Kemenperin akan menjaga ketersedian bahan baku sehingga bisa tetap beraktivitas produksinya. Juga, memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal hingga kemudahan perizinan,” papar Putu.

 

Berita Lainnya
×
tekid