sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Emiten kapal BULL ekspansi angkut batu bara

Mulai menggeliatnya bisnis komoditas batu bara, membuat emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) membidik ekspansi ke sektor itu

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 21 Jun 2018 18:16 WIB
Emiten kapal BULL ekspansi angkut batu bara

Mulai menggeliatnya bisnis komoditas batu bara, membuat emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) membidik ekspansi ke sektor itu.

Ekspansi bisnis itu dilakukan setelah manajemen emiten yang sebelumnya bernama PT Buana Listya Tama Tbk. tersebut berbisnis pengangkutan minyak bumi.

Untuk memuluskan rencana itu, perseroan mengincar tambahan modal melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Aksi korporasi rights issue itu telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Emiten bersandi saham BULL itu menerbitkan maksimal 2,51 miliar saham baru dan 837,76 juta lembar waran seri III. Harga saham baru dipatok Rp140 per lembar dengan total perolehan sebesar Rp351,86 miliar.

Direktur Utama BULL Wong Kevin mengatakan, perolehan dana rights issue akan digunakan untuk modal kerja seiring peningkatan permintaan kapal. Terutama kapal-kapal bekas yang terbilang murah.

"Pada tahun 2015 saja tarif sewa naik dari US$15.000 per hari ke US$30.000 per hari dalam waktu 1 tahun dengan hanya gap 1% di mana permintaan lebih tinggi dari pada persediaan," kata dia saat paparan publik di PT Bursa Efek Indonesia, Kamis (21/6).

Pada aksi korporasi itu, PT Danatama Makmur Sekuritas bertindak selaku pembeli siaga. Danatama akan menyerap maksimum 960 juta saham baru pada harga Rp140 per lembar. Saat ini, Danatama menggenggam kepemilikan saham 6,75% saham BULL seri B.

"Dalam aksi korporasi rights issue kali ini, dana minimal Rp134,4 miliar sudah di tangan perseroan. Jumlah ini setara dengan 38,2% dari seluruh jumlah saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan," ujar Vice President Investment Banking PT Danatama Sekuritas Jonni Effendi.

Sponsored

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk dua prioritas. Pertama, sekitar Rp134,4 miliar akan dialokasikan untuk modal kerja. Di antaranya, untuk pembayaran kepada pemasok dalam rangka operasional kapal, serta untuk menutupi beban umum dan administrasi.

Kemudian prioritas kedua, jika BULL menerima dana lebih dari Rp134,4 miliar di luar kesepakatan dengan pembeli siaga, maka setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Alokasi modal kerja naik menjadi Rp140 miliar. 

BULL juga akan mengalokasikan sisa dana hasil penawaran umum terbatas (PUT) II ini untuk membeli kapal secara langsung maupun tidak langsung. Nantinya, pembelian akan dilakukan oleh anak perusahaan yang ditunjuk kemudian.

Menurut dia, pembelian kapal baru oleh anak usaha dilakukan dalam rangka ekspansi usaha. Namun, apabila dana dari PUT II tidak mencukupi pembelian kapal, maka sisa kebutuhan untuk modal kerja atau pembelian kapal, akan dibiayai dari kombinasi hasil usaha operasional maupun pinjaman.

Selain aktif pada kapal tanker minyak, FPSO/FSO dan gas sebagai bisnis utama, BULL juga ingin membidik bisnis kapal curah kering, seperti kapal pengangkutan batu bara, serta kapal tunda dan tongkang guna menyambut beyond cabotage, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 82 Tahun 2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut Dan Asuransi Nasional Untuk Ekspor Dan Impor Barang Tertentu.

Pada beleid tersebut mengatur tentang penggunaan kapal nasional untuk ekspor batu bara dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

"Indonesia merupakan negara pengekspor batu bara terbesar di dunia, mencapai 364 juta ton pada tahun 2017. Dengan harga batu bara yang terus meningkat seiring permintaan di sejumlah negara seperti Vietnam, China, dan India, perseroan melihat prospek besar di depan mata yang belum dikembangkan," kata Kevin.

Permintaan dalam negeri juga tidak kalah menggiurkan, sama seperti kebutuhan kapal tanker yang terus meningkat, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan mengharuskan penggunaan kapal sebagai alat transportasi.

Batu bara di Indonesia umumnya dihasilkan di pulau Kalimantan dan Sumatra. Sedangkan, pengguna batu bara umumnya berada di Pulau Jawa. Kebutuhan dalam negeri sendiri mencapai 97 juta ton pada tahun 2017.

Sejumlah strategi dipatok perseroan ke depan. Pertama, menitikberatkan jenis usaha yang berisiko rendah seperti pengangkutan energi yang berkelanjutan. Selain itu memperoleh minimal 80% pendapatan dari kontrak.

Strategi kedua, mengatur rasio keuangan yang solid dengan rincian rasio utang bersih terhadap EBITDA maksimal tiga kali. Sedangkan untuk rasio utang bersih terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) maksimal satu kali.

Terakhir, ekspansi dengan risiko rendah. Menurut Kevin membeli kapal bekas sekitar 15 tahun +/- 2 tahun sehingga mengurangi risiko nilai sebesar 80%.

"Rasio utang untuk pembelian tanker tambahan terhadap EBITDA maksimal tiga kali, kemudian nilai scrap rongsok kapal antara 30%-50% dari pinjaman di awal. Selanjutnya, diversifikasi usaha untuk mengurangi ketergantungan pada industri tertentu," jelasnya.

Pada perdagangan Kamis (21/6), saham BULL naik 1,48% sebesar 2 poin ke level Rp137 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BULL mencapai Rp666,61 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid