sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Empat konsorsium bersaing garap Tol Semarang-Demak

Kementerian PUPR menyatakan empat konsorsium lolos tahap pra kualifikasi Jalan Tol Semarang-Demak senilai Rp15,3 triliun.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Selasa, 26 Feb 2019 11:54 WIB
Empat konsorsium bersaing garap Tol Semarang-Demak

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan empat konsorsium lulus dalam proses pra kualifikasi Jalan Tol Semarang-Demak senilai Rp15,3 triliun.

Keempat konsorsium itu adalah PT Jasa Marga (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Lalu konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Misi Mulia Metrical. Kemudian konsorsium dipimpin PT China Harbour Indonesia dan terakhir Sinohydro Corporation Limited.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan jika seluruh proses lelang tol ini lancar, konstruksi tol sepanjang 27 kilometer (km) ini ditargetkan mulai pada 2019.

“Selanjutnya mereka akan memasukkan dokumen penawaran investasi,” kata Danang dalam keterangan resmi yang diterima Alinea.id, Selasa (26/2).

Danang menjelaskan pembangunan jalan tol dengan nilai investasi sekitar Rp15,3 triliun ini ditargetkan selesai dalam dua tahun. 

“Jika semua berjalan sesuai rencana lelang, proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bisa dilakukan pada awal Mei 2019,” kata Danang. 

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan pembangunan tol bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas jaringan jalan yang sudah ada untuk melayani kawasan utara Jawa.

Menurut Basuki, desain sebagian jalan tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut Kota Semarang. Jika Jalan Tol Semarang-Demak sudah selesai, kata Basuki, maka banjir rob di Semarang akan tertangani dengan baik. 

Sponsored

“Karena tol ini sekaligus berfungsi sebagai tanggul rob dan bersinergi dengan pembangunan tanggul, polder, dan rumah pompa yang dikerjakan oleh Ditjen Sumber Daya Air,” kata dia

Sementara, Danang mengatakan banjir rob di Semarang kerap terjadi dan menggenangi jalan nasional sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas dan terganggunya perekonomian di sekitar wilayah Genuk, Kaligawe. Padahal, kawasan tersebut menjadi pusat industri.

“Harapannya pembangunan tol ini sekaligus merevitalisasi kawasan industri di sana. Begitu jalan tolnya dibangun kawasan industri tidak lagi terdampak rob, sehingga bisa kembali membangkitkan ekonomi baru di sana,” kata Danang.

Pembangunan jalan tol Semarang-Demak membutuhkan lahan seluas 1.887.000 meter persegi. Lahan dibagi menjadi dua seksi, yatu seksi I Kota Semarang dan Seksi II Kabupaten Demak.

Secara teknis, Jalan Tol Semarang-Demak direncanakan memiliki empat simpang susun yaitu Kaligawe, Terboyo, Sayung dan Demak. Kecepatan rencana 100Km/jam dengan arah pelebaran pada jalan tol ini adalah pelebaran ke dalam dengan jalur awal 2x2 dan jalur akhir 2x3.


Penerapan transaksi tol tanpa berhenti

Di sisi lain, BPJT menargetkan penerapan multi lane free flow (MLFF) atau sistem transaksi tol tanpa berhenti dapat terealisasi pada 2020. Saat ini, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada calon investor untuk melakukan studi kelayakan (feasibility studies) guna mengetahui efektivitas penerapan kebijakan tersebut.

Danang menyebut kemungkinan ada dua sistem yang akan dipilih dalam penerapan MLFF yakni Radio Frequency Identification (RFId) dan Global Navigation Satelite System (GNSS). "Jadi kami tidak memilih teknologinya, namun kinerjanya. Misalnya dari sisi kegagalan transaksi maka semakin kecil kegagalan transaksinya semakin baik dan tentu dengan biaya lebih efisien," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid