sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gaikindo: Target penjualan kendaraan bermotor stagnan tahun ini

Gaikindo menargetkan penjualan domestik kendaraan bermotor pada 2019 mencapai 1,1 juta unit.

Annisa Rahmawati
Annisa Rahmawati Kamis, 24 Jan 2019 21:49 WIB
Gaikindo: Target penjualan kendaraan bermotor stagnan tahun ini

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan domestik kendaraan bermotor pada 2019 mencapai 1,1 juta unit. Co-Chairman Gaikindo Jongkie mengakui target tersebut masih sama atau stagnan dari tahun lalu.

“Target tersebut stagnan, sebab pihaknya memperhatikan kondisi perekonomian domestik,” kata Jongkie saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/1).

Gaikindo mencatat produksi kendaraan pada 2018 mencapai 1,34 juta. Sebanyak 1,15 unit kendaraan dijual domestik, sementara 264.000 unit diekspor. Produksi kendaraan pada 2018 ini juga naik dari 2017 sebesar 1,27 unit, dengan penjualan domestic 1,07 unit dan ekspor 231.000 unit.

Pada enam bulan pertama 2018, Gaikindo mengalami masalah ekspor di Vietnam untuk 264 ribu unit kendaraan. Jongkie menyayangkan hal tersebut, karena menurutnya peraturan yang dibuat Vietnam terlalu ketat.

“Ekspor tidak lulus, tentunya dikembalikan ke Indonesia, makanya kita perlu berhati-hati,” kata dia.

Toyota masih mendominasi produksi kendaraan dengan kontribus 30,6%, dilanjutkan dengan Daihatsu dan Honda. Jongkie mengakui truk merupakan kendaraan yang paling banyak dibeli, karena truk ini sangat cocok untuk mengangkut material pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia. “Selama pembangunan infrastruktur meningkat maka akan terjadi permintaan,” ujar Jongkie.

Tantangan penjualan

Jongkie memaparkan penjualan otomotif di Indonesia ini sangat tergantung pada nilai tukar. Jika nilai tukar rupiah melemah, maka ada kemungkinan harga naik. Sementara, jika harga naik, maka minat beli masyarakat menurun. 

Sponsored

Kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM) juga menjadi faktor yang paling mempengaruhi penjualan kendaraan bermotor. Selain itu, penjualan juga tergantung dari inflasi, pembiayaan otomotif, dan ekonomi global. 

Jongkie juga menjelaskan banyak tantangan di industri otomotif. Pertama, isu energi dan lingkungan. Banyak negara di dunia menaikkan pajak karbon dioksida (CO2). 

“Beberapa negara maju, mereka memakai pajak berdasarkan emisi gas buang CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan. Kika kendaraan tersebut boros, maka akan dikenakan pajak tinggi,” ujar dia

Kedua, isu teknologi informasi dan keamanan kendaraan. Persyaratan keamanan kendaraan global dan ASEAN menjadi lebih ketat. Ketiga, isu perdagangan bebas (FTA) dan meningkatnya kompetisi penjualan.

Selain itu, regulasi di dalam negeri juga masih menghambat laju penjualan kendaraan, seperti pajak kendaraan mewah. “Dari distributor ke dealer memang tidak ada lagi PPBN, yang ada Cuma PPN saja,” katanya.

Berita Lainnya
×
tekid