sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gaikindo tolak impor mobil listrik

Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menolak impor mobil listrik dalam jangka panjang.

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Sabtu, 24 Agst 2019 05:54 WIB
Gaikindo tolak impor mobil listrik

Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menolak impor mobil listrik dalam jangka panjang.

Gaikindo menilai pemerintah mestinya tidak impor mobil listrik lebih dari dua tahun. Hal tersebut menghindari adanya ketergantungan impor yang berdampak buruk bagi industri otomotif di dalam negeri. 

Meski demikian, Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menyambut baik langkah pemerintah dalam percepatan penggunaan mobil listrik. Namun, pemerintah harus tetap hati-hati dalam mengimpor mobil listrik ke Indonesia.
 
"Indonesia tidak boleh menjadi pasar bagi negara lain. Waktu untuk impor mobil listrik kalau bisa tidak lebih dari dua tahun. Karena kalau lebih, berbahaya. Nanti malah bergantung terus sama negara luar," kata Yohanes di Hotel Le Meridien Jakarta, Jum'at (23/8). 

Yohanes menjelaskan, waktu dua tahun itu dipergunakan untuk industri dalam negeri dapat membangun dan memproduksi mobil listrik. Pembangunan industri tersebut juga melihat animo masyarakat terhadap mobil listrik. 

"Kita bisa produksi bila animo masyarakat sudah ada. Kalau masyarakat belum bisa menerima, terus kita produksi ya celaka," jelasnya. 

Menurut dia, selama ini pihaknya telah mampu memproduksi mobil untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Namun, dengan keluarnya Perpres 55/2019 tentang percepatan penggunaan mobil listrik di Indonesia, maka Gaikindo akan segera menyesuaikan mengikuti aturan yang ditetapkan tersebut.

"Berarti arahnya sudah jelas kemana, sehingga dalam hal ini kami harus segera mengikuti. Tetapi kami akan sangat hati-hati memperhatikan keputusan pemerintah ini," kata dia.

Dia menyadari jika Gaikindo tidak berbenah mempersiapkan produksi mobil listrik dalam negeri maka akan berdampak pada ketergantungan Indonesia terhadap impor. 

Sponsored

"Kalau kami tidak ikut, market Indonesia tidak bisa berkembang. Karena kita hanya bisa membuat mobil biasa, 10 atau 15 tahun lagi market berubah kalau kita tidak siap maka mobil listrik akan impor semuanya. Itu yang kami khawatirkan," jelasnya. 

Yohanes menegaskan pihaknya juga ingin melindungi para pekerja industri otomotif sehingga harus beralih juga dalam memproduksi mobil listrik. 

"Kami saat ini mempekerjakan lebih dari 3 juta orang pekerja menghasilkan devisa karena kita mengekspor, jangan sampe nanti  akhirnya kita harus mem-PHK semua orang dan kami harus impor 100% mobil-mobil semuanya ini kan tidak bagus buat kita," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid