Harga batu bara naik, Laba BUMI justru turun
Bumi menanggung beban pokok pendapatan yang tinggi padahal tahun lalu BUMI tidak memiliki beban pokok pendapatan.
Membaiknya harga batu bara tidak cukup mengangkat kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI), laba bersih BUMI susut 22% menjadi US$205,3 juta pada kuartal tiga tahun 2018.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, laba BUMI sebesar US$263,83 juta. Meski laba susut namun pendapatan perusahaan melompat hingga 4.649% menjadi US$824,86 juta dari US$17,37 juta.
Namun BUMI menanggung beban pokok pendapatan yang tinggi yakni sebesar US$659,99 juta. Padahal tahun lalu BUMI tidak memiliki beban pokok pendapatan. Sementara itu, pada kuartal III-2018 BUMI Menderita rugi neto atas penjualan entitas anak sebesar US$ 84,61 juta.
Sementara itu, aset BUMI pada kuartal mencapai US$3,813 miliar naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,7 miliar. Liabilitas perusahaan pun susut dari US$3,41 miliar menjadi US$3,32 miliar pada kuartal 3 2018.
Meski begitu, Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai kinerja BUMI cukup baik. Jika dilihat dari progresnya kata Reza kondisi tersebut terbantu karena membaiknya harga batu bara.
"Terutama untuk perbaikan penurunan utang-utanganya. Melihat perkembangan emiten sektor pertambangan dimana perkembangan komoditas yang menjadi sumber pendapatan emiten-emiten tersebut dan sentimen-sentimen yang mempengaruhi nya," tukas Reza.
Saat ini pergerakan harga komoditas kata Reza sedang menguat. Namun ke depan bergantung dari permintaan akan komoditas tersebut. Apalagi batu bara yang dibutuhkan banyak industri untuk bahan bakar.