sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga beras akan turun lagi jadi Rp8.950

Pemerintah akan turunkan lagi harga beras menjadi Rp8.950 per kilogram.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 28 Mei 2018 19:01 WIB
Harga beras akan turun lagi jadi Rp8.950

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan Perum Bulog tetap harus melakukan impor beras meski sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso akan menunda impor beras. Sementara itu, keputusan tersebut sudah diputuskan dari hasil rapat dengan beberapa kementerian terkait beberapa waktu lalu.

"Kebijakan itu dari pemerintah, bukan bulog. Bulog pelaksana," terang Darmin, Senin (28/5) di Kementerian Keuangan.

Dia kembali menegaskan, impor beras ini dilakukan guna untuk mestabilisasikan harga beras di pasar. Yang jelas kata dia, pedagang akan menerima operasi beras bulog dan akan menurunkan harganya Rp500.

Darmin berharap kebijakan yang diambil pemerintah seperti dengan membuka keran impor bisa menurunkan harga beras di bawah harga eceran tertinggi (HET).

"Kita minta harus turun harganya. Kalau bisa Rp9.000, bisa 2-3 kali lipat dari yang dilakukan. Dibawah HET," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, rencana pemerintah untuk menurunkan HET beras di sejumlah wilayah di Indonesia tidak realistis.

HET yang tadinya Rp9.450 per kilogram dan diturunkan menjadi Rp8.950 per kilogram, tidak akan efektif. Sejak awal, kata Hizkia, pemeran HET tidak akan efektif untuk menurunkan harga. Pasalnya, tujuannya hanya demi meredam harga di tingkat konsumen tanpa memikirkan biaya-biaya, yang harus dikeluarkan para pedagang dan petani.

“Langkah ini hanya akan semakin memberatkan para petani dan pedagang, terutama pedagang kecil. Keuntungan petani tidak akan meningkat karena beras hasil panen sudah dipatok sesuai dengan Harga Pokok Pembelian (HPP). Sementara itu pedagang kecil dipaksa menurunkan harga jual, padahal biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan beras sudah lebih dari besaran HET itu sendiri,” jelasnya, Senin (28/5).

Sponsored

Penerapan HET juga berisiko memunculkan pencampuran beras berkualitas tinggi dengan beras berkualitas rendah demi menghindari kerugian.

Selain itu, ada biaya yang harus ditanggung pedagang eceran saat bertransaksi dengan pedagang grosir, seperti biaya transportasi dan upah tenaga kerja. Biaya tambahan ini juga tidak diperhitungkan pemerintah saat menetapkan HET beras.

“Intervensi pasar yang dilakukan pemerintah melalui HET sudah mendistorsi permintaan dan penawaran di pasar. Kalau hal ini dibiarkan, saya khawatir akan terjadi kelangkaan beras,” ujar Hizkia.

Sejak bulan Mei 2009 hingga Mei 2017, harga beras di Indonesia memiliki trayektori yang berbeda dibandingkan dengan harga beras di pasar internasional. Pada Mei 2009, keduanya masih sebanding di angka Rp6.641 per kilogram (Indonesia) dan Rp5.546,77 per kilogram (internasional).

Sementara pada bulan yang sama di 2017, harga beras di Indonesia berada di angka Rp13.125 dan harga beras impor berada di angka Rp5.609,28.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid