sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga minyak dunia turun tapi BBM naik, Sri Mulyani berikan alasan

Srimul menilai, masih berlanjutnya konflik geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis akan terus mempengaruhi harga ICP

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Minggu, 04 Sep 2022 07:21 WIB
Harga minyak dunia turun tapi BBM naik, Sri Mulyani berikan alasan

Usai pemerintah meresmikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9) yang berlaku mulai pukul 14.30 WIB, masyarakat pun mempertanyakan pemerintah yang memilih menaikkan harga BBM padahal harga minyak saat ini cenderung menunjukkan tren menurun.

Menjawab hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) pun menegaskan meskipun harga minyak dunia menurun, menurutnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) masih ada di level yang tinggi.

“Masyarakat saat ini bertanya karena harga minyak dalam sebulan terakhir agak mengalami penurunan. Kami terus melakukan perhitungan dengan harga minyak ICP yang turun ke US$90 per barel sekalipun atau sampai turun di bawah US$90 sekalipun maka rata-rata ICP masih di US$97,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan pers pengalihan subsidi BBM yang disampaikan di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9).

Menurutnya, melalui perhitungan ini semula subsidi pada Peraturan Presiden )Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 sebesar Rp502,4 triliun maka akan tetap mengalami kenaikan menjadi Rp653 triliun jika rerata harga ICP sebesar US$99 per barel. Sedangkan jika harga ICP di US$85 per barel hingga akhir Desember, maka subsidi akan turun menjadi Rp640 triliun.

“Ini kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP,” imbuhnya.

Srimul menilai, masih berlanjutnya konflik geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis akan terus mempengaruhi harga ICP. Perkembangan harga ICP yang dipengaruhi hal tersebut tadi pun ia akui akan terus dipantau.

Lebih lanjut, pemerintah akan terus mengalokasi anggaran subsidi BBM yang akan dialihkan ke bantuan sosial (bansos) pada masyarakat berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Subsidi Upah (BSU).

“Kami akan terus mengalokasikan subsidi bagi masyarakat antara Rp591 triliun apabila harga ICP ada di US$85 per barel atau Rp605 triliun jika harga ICP di US$99 per barel. Kalau harga ICP di atas US$100 per barel, maka total subsidi yang akan dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk BBM masih akan mencapai Rp649 triliun,” tandasnya.

Sponsored

Sri juga melaporkan akan terus memantau kondisi perekonomian dalam negeri dan angka kemiskinan yang akan terjadi usai adanya kenaikan tarif BBM ini.

"Kita akan memantau dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM. Kita perkirakan dengan adanya bansos tambahan Rp24,17 triliun maka kita bisa menahan pertambahan jumlah kemiskinan. Bisa kita jaga maupun menurun melalui program-program pemerintah lainnya," tutup Sri Mulyani.

Di kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengatakan keputusan menaikkan harga BBM adalah keputusan sulit dan menjadi pilihan terakhir. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan pengalihan subsidi BBM ke bansos yang berdampak adanya penyesuaian harga BBM.

“Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah,” curhat Presiden.

Berita Lainnya
×
tekid