sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga minyak mentah tinggi memberatkan APBN

Kenaikan harga BBM berpontensi menaikkan inflasi dan  menurunkan daya beli masyarakat.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Jumat, 04 Mar 2022 17:46 WIB
Harga minyak mentah tinggi memberatkan APBN

Harga minyak mentah dunia saat ini masih tinggi di atas US$100 per barel. Melansir dari Bloomberg, Jumat (04/3) pukul 16.12 harga minyak jenis brent untuk kontrak Mei 2022 berada di posisi US$110,12 per barel, turun tipis 0,31%.

Sementara untuk minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 mengalami kenaikkan tipis 0,10% menjadi US$107,78 per barel.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, kenaikan harga ini memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Semakin tinggi harga minyak beban APBN semakin berat. Indonesia sangat dirugikan dengan kenaikkan harga minyak dunia hingga mencapai US$105 per barel," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (4/3).

Menurutnya, jika tidak ada kenaikan harga BBM di dalam negeri beban APBN semakin berat. Hanya memang dilematis bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

"Lantaran kenaikan harga BBM berpontensi menaikkan inflasi dan  menurunkan daya beli masyarakat," ujarnya.

Sehingga, kata Fahmy, pada saat harga minyak dunia di atas US$100 per barel, pemerintah perlu naikkan harga BBM secara selektif. Yakni dengan menaikkan harga Pertamax ke atas dan hapus Premium, namun jangan naikkan harga Pertalite.

"Akhirnya, Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi, terdiri dari Pertamax Turbo, Pertamax Dex dan Dexlite. Kenaikan harga BBM selektif merupakan keputusan yang tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan harga Pertamax ke atas tidak akan berpengaruh terhadap inflasi dan tidak menurunkan daya beli masyarakat.

Sponsored

"Alasannya, proporsi konsumen kecil dan Pertamax tidak digunakan transportasi sehingga tidak secara langsung menaikkan biaya distribusi yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid