sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG ambrol ke bawah 6.000 terdampak coronavirus

Sektor aneka industri yang turun 3,32% dan keuangan yang turun 2,35% menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 31 Jan 2020 16:30 WIB
IHSG ambrol ke bawah 6.000 terdampak coronavirus

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini, Jumat (31/1) ditutup melemah 1,95% sebesar 117 poin ke level 5.940. 

Sektor aneka industri yang turun 3,32% dan keuangan yang turun 2,35% menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini. Sementara dalam seminggu ini, investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp1,29 triliun. Saham-saham yang paling banyak dijual antara lain BBCA, BBRI, DNET, ASII, BBNI. 

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan indeks hingga ke level 5.940 ini disebabkan oleh kekhawatiran penyebaran coronavirus.

"Investor masih terus was-was terhadap wabah coronavirus yang kini telah diumumkan oleh WHO sebagai urusan internasional. Hal tersebut menekan pertumbuhan ekonomi global," kata Dennies, Jumat (31/1). 

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan darurat global penyebaran coronavirus yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang di China. WHO menyatakan wabah coronavirus jenis baru di China sebagai keadaan darurat global.

Selain sentimen dari coronavirus, sentimen domestik seperti suspensi produk dari 37 Manajer Investasi (MI) dan pemblokiran 800 rekening sub-efek akibat kasus Asuransi Jiwasraya juga turut menekan laju IHSG hari ini.

Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan hal tersebut memicu force sell di pasar. Adapun force sell terjadi karena banyak pemodal yang menggunakan fasilitas margin dalam bertransaksi. 

Perusahaan sekuritas yang memberikan fasilitas margin memaksa investornya menjual saham untuk mengurangi kerugian. Langkah force sell membuat pemodal rugi dan memicu aksi jual massal.

Sponsored

"Force sell terkait transaksi margin ya. Nampaknya ada penurunan, jadi pada lepas saham," ujar Hans. 

Berita Lainnya
×
tekid