sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG dalam kondisi sideways, inilah strategi investasinya

IHSG masih dalam long term bullish dan masih di dalam konsolidasi sideways jangka panjang..

Davis Efraim Timotius
Davis Efraim Timotius Kamis, 02 Sep 2021 14:36 WIB
IHSG dalam kondisi sideways, inilah strategi investasinya

President Director International Astronacci Gema Goeyardi mengatakan, dalam jangka panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak dalam kondisi sideways. IHSG masih dalam long term bullish dan masih di dalam konsolidasi sideways jangka panjang.

“Sejak Agustus, ada money flow ke market, itu tidak bisa dipungkiri. Sehingga bottom atau titik terendah Mei sudah ditinggalkan. Saat ini indeks kita bergerak dalam kondisi sideways atau membentuk complex correction. Kalau di dalam wave analysis atau analisa gelombang harga, di mana pergerakan sideways ini, seharusnya akan berlanjut setidaknya untuk empat sampai delapan minggu. Berarti kita akan ekspektasi adanya akhir dari konsolidasi ini di Oktober, kurang lebih minggu kedua sampai nanti akhir tahun. Diharapkan rally akan dimulai dari sana,” tutur Gema dalam live streaming Power Breakfast IDX Channel, Kamis, (2/9).

Gema Goeyardi menegaskan, IHSG tidak dalam kondisi bearish, namun hal yang harus menjadi catatan adalah pergerakan di IHSG tidak memiliki likuiditas yang besar, karena pergerakan harganya sangat berbeda sekali dengan tahun lalu.

“Tetapi tahun ini sideways menguasai pasar dan dengan adanya likuiditas yang kurang ini, harus menunggu pada saat nanti market movers atau market makers yang saat ini memang memiliki kepentingan di bursa kita. Mereka telah merasa cukup melakukan akumulasi dan kemudian mereka akan kembali menaikan harga-harga saham, yang sekiranya menjadi pilihan mereka,” tutur Gema.

Sponsored

Menurutnya di dalam kondisi pasar yang sedang sideways seperti ini, strategi investasi atau trading yang terbaik adalah melihat secara long term saham-saham yang bakal naik dari sisi intrinsic value. Kemudian harus benar-benar mencari support terkuat baik dari sisi price maupun sisi time. 

“Jadi time support dan price support IHSG kita hitung. Kemudian untuk saham-saham yang lainnya kita beli waktu lagi melemah. That's the only reason untuk kita masuk. Jangan melihat Dow Jones serta Nasdaq, mereka semua tidak terkena dampak tapering yang begitu besar. Kita tahu tapering itu pada 2013 memberikan surprise, tetapi seharusnya di 2021 ini, tidak terlalu massive karena market sudah bersiap-siap,” tutur Gema.

Sebagai penutup Gema Goeyardi menyarankan agar investor mencari sektor-sektor yang dapat menjadi backbone atau penopang IHSG. Jadi ketika indeks harus naik secara di akhir tahun atau tengah kuartal, maka harus ada pendukungnya. Ia juga menyebut beberapa sektor yang dapat dijadikan pertimbangan seperti komoditas, batu bara, perbankan dan juga manufaktur.
 

Berita Lainnya
×
tekid