sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG dan Rupiah menguat dipicu devisa dan hasil pemilu AS

Faktor internal dan eksternal pengaruhi sentimen penguatan IHSG dan Rupiah.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 08 Nov 2018 09:40 WIB
IHSG dan Rupiah menguat dipicu devisa dan hasil pemilu AS

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis (8/11) berpotensi menguat. Diprediksi laju IHSG bergerak di kisaran 5,904-5,961. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus.

Menurutnya, faktor penguatan IHSG karena adanya sentimen penguatan nilai tukar rupiah dan publikasi Bank Indonesia (BI) terkait posisi cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2018 yang mencapai US$ 115,2 miliar.

Cadangan tersebut meningkat dibandingkan pada akhir September 2018 sebesar US$ 114,8 miliar. Hal ini tentunya akan mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi dalam negeri sekaligus menjadi sentimen positif bagi pasar. 

Sementara faktor eksternal, hasil pemilu paruh waktu di Amerika Serikat turut mempengaruhi di mana Partai Demokrat merebut parlemen sementara dari Partai Republik yang sebelumnya menguasai Senat. 

“Keberhasilan Partai Demokrat menguasai parlemen tentunya tidak menyenangkan bagi Partai Republik yang merupakan partai pengusung Trump. Atas kemenangan itu, Partai Demokrat dapat memulai penyelidikan terhadap pemerintahan dan urusan bisnis Trump,” kata Nico dalam risetnya pada Kamis (8/11).

Kata Nico, potensi konflik kepentingan dalam kebijakan pemotongan pajak hal yang akan diselidiki lebih lanjut. Upaya tersebut tentu menghambat pergerakan ekspansif Trump dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Hal ini akan memberikan gairah kepada negara Emerging Market, tidak terkecuali Indonesia.
 
Hal lain yang menjadi fokus berikutnya adalah pertemuan FOMC yang akan diadakan hari ini terkait rencana kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada Desember 2018. Kemudian potensi kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada 2019 nanti. 

Sementara Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan secara teknikal pergerakan IHSG cenderung memiliki signal tekanan yang cukup kuat.  setelah membentuk pola penurunan atau bearish meeting line.

"Indikasi terkoreksi setelah dead-crossnya indikator Stochastic pada area jenuh memiliki peluang lebih besar. Sehingga diperkirakan IHSG akan kembali bergerak terkonsolidasi cenderung menekan dengan range pergerakan 5875-5960," kata Lanjar.

Sponsored

Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).

Sekadar informasi, kemarin (7/11) IHSG ditutup naik 15.95 poin (+0,27%) ke level 5.939. Sektor yang mencatatkan kenaikan terbesar yakni properti (+1,9%), aneka industri (+1,48%). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar ada pada agrikultur (-0,19%), barang konsumsi (-0,17%).

Pergerakan Rupiah

Sementara pergerakan rupiah pun demikian. Diprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.610-Rp14.562 per US$. Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan rupiah yang kembali melanjutkan kenaikan diharapkan masih dapat bertahan seiring masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Selain itu, faktor lainnya karena meredanya permintaan akan dollar AS seiring dengan hasil pemilu pertengahan AS. Dengan kondisi tersebut, pergerakan rupiah seharusnya kembali menguat dengan memanfaatkan pelemahan dollar As. 

“Namun, tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah," ujar Reza.

Sekadar informasi, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.590 per dollar AS pada perdagangan pasar spot kemarin, Rabu (7/11). Posisi ini menguat 214 poin atau 1,45% dari perdagangan Selasa (6/11). 

Sementara kurs refensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.764 per dollar AS atau menguat dari perdagangan sebelumnya di Rp14.891 per dolar AS. Kondisi rupiah hari ini memimpin penguatan mata uang lain di kawasan Asia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid