sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG dibuka anjlok 3,53%, investor menanti pernyataan BI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level level 4.177.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 19 Mar 2020 09:30 WIB
IHSG dibuka anjlok 3,53%, investor menanti pernyataan BI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 3,53% ke level 4.177 pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (19/3). Tercatat 159 saham mengalami penurunan pada pembukaan pagi ini.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan pergerakan indeks hari ini akan dipengaruhi tingginya ketidakpastian dari perekonomian akibat dampak dari coronavirus. Terutama, semakin tingginya kasus dari dalam negeri.

"Investor akan berfokus pada penetapan suku bunga dan pernyataan terkait perekonomian dari Bank Indonesia," ujar Dennies, Kamis (19/3).

Untuk diketahui, Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Maret ini.

Sementara, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan sentimen hari ini datang dari pemerintah Indonesia yang berencana mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal jilid III. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan fokus dalam paket stimulus ketiga adalah kesehatan, perlindungan sosial, dan menjaga kinerja pelaku usaha.

"Sejauh ini Sri Mulyani mengatakan akan menilai ruang lingkup, target dan mekanismenya, dan yang terpenting adalah pemerintah dapat bereaksi dengan benar jika situasinya berubah dengan sangat cepat," kata Nico, Kamis (19/3).

Sementara itu, dari global, harga minyak dunia kembali mengalami penurunan, baik West Texas Intermediate crude oil (WTI) maupun Brent hingga 25%.

"Saat ini futures sedang berada di level terendah dalam kurun waktu hampir 2 dekade setelah sebelumnya Arab Saudi memberikan isyarat akan terjadi perang harga dengan Rusia," kata Nico.

Sponsored

Nico melanjutkan, WTI pada akhirnya turun sebanyak 24% menjadi US$20,37 per barel, terendah sejak February 2002. Sedang Brent turun 13% menjadi US$24.88 per barel yang merupakan yang terendah sejak 2003 lalu.

Dari perhitungan Goldman Sachs, kata Nico, mereka mengatakan bahwa konsumsi akan turun sebanyak 8 juta barel per hari. Bahkan Citibank mengatakan bahwa harga Brent bisa berada di US$17 per barel.

Berita Lainnya
×
tekid