sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG ditutup menghijau pekan ini

Pergerakan pasar yang naik dipicu menguatnya bond yield AS, perlambatan ekonomi China, penguatan dolar, dan sederet faktor geopolitik lain.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Sabtu, 27 Okt 2018 13:21 WIB
IHSG ditutup menghijau pekan ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau 29,956 poin atau 0,52% ke level 5.784,921 pada akhir perdagangan pekan ini. Indeks bergerak di kisaran 5.738,614 hingga 5.790,953.

Volume perdagangan tercatat sebanyak 10.310 saham dengan frekuensi 320.479 kali transaksi, dan nilai transaksi Rp7,078 triliun.

Investor asing jual bersih (nett sell) di seluruh pasar ikut menghijau sebesar Rp409,76 miliar. Dengan perincian, sebanyak 185 saham naik, 204 saham turun, dan 127 saham lain stagnan.

Sepanjang perdagangan pekan ini, IHSG ditutup melemah 0,9% dibandingkan dengan penutupan pekan lalu, yang didorong oleh penjualan net sell mencapai Rp309 miliar.

Pendiri dan Direktur Jagartha FX Iwan mengatakan, faktor eksternal menjadi faktor utama yang mendorong pergerakan pasar selama pekan ini. 

"Tidak bisa kita pungkiri beberapa kondisi seperti geopolitik, naiknya bond yield di AS, tendensi sentral bank amerika (Fed) yang semakin hawkish (menguat. Red), perlambatan pertumbuhan ekonomi China, perang dagang AS-China, penguatan mata uang dolar, dan juga permasalahan di EM yang sudah berkepanjangan di Turki dan Argentina menjadi bagian yang tidak terpisahkan yang menyebabkan investor global lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan," jelasnya kepada Alinea.id, Sabtu (27/10).

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga 7D RRR pada level 5.75%, setelah sebelumnya menaikkan tingkat suku bunga selama dua bulan berturun di Agustus dan September. 

"Apabila FED kembali menaikkan suku bunga di Desember, kami melihat BI juga akan mengambil langkah yang sama. Ia akan menaikkan 7D RRR sebanyak 25bps menuju level 6% di akhir 2018 untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," katanya.

Sponsored

Dari sisi pasar modal, investor melihat dibutuhkannya langkah konkret dari pemerintah dalam menangani defisit transaksi berjalan yang saat ini lebih disebabkan defisit pada sektor minyak dan gas. 

Mayoritas sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai penutupan perdagangan juga menghijau. Sektor infrastruktur naik 1,51%, sedangkan sektor konsumer naik 0,84%, dan pertambangan naik 0,7%.

Lebih rinci, saham-saham yang mengalami kenaikan (top gainers), di antaranya MDIA naik 20 poin atau 16,67% ke Rp140, KPAL naik 68 poin atau 13,58% ke Rp510, dan LPPF naik 450 poin atau 9,57% ke Rp51,50.

Sementara saham-saham yang mengalami penurunan terdalam (top lossers), yakni KPAS turun 84 poin atau 17,50% ke Rp396, ISSP turun 8 poin atau 8,16% ke Rp90, kemudian PTBA turun 240 poin atau 5,53% ke Rp42,50.

Adapun saham-saham teraktif di perdangangan, tercatat INPC dengan frekuensi mencapai 21.675 kali transaksi senilai Rp2,7 miliar. Lalu, ada LPPF dengan frekuensi 10.629 kali transaksi senilai Rp216,3 miliar dan KPAS dengan frekuensi 8.935 kali transaksi senilai Rp26,0 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid