sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG ditutup menguat 0,10% setelah berfluktuasi

Saham-saham seperti BBRI, PGAS, BRMS, INDF, dan ADRO menjadi yang paling banyak dijual investor asing.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 07 Okt 2020 17:09 WIB
IHSG ditutup menguat  0,10% setelah berfluktuasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,10% ke level 5.004 pada perdagangan Rabu (7/10). Sektor konsumer yang naik 0,63% dan sektor manufaktur yang naik 0,48% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Tercatat sebanyak 16,8 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp16,8 triliun. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp411 miliar.

Saham-saham seperti BMRI, BBCA, UNBR, MDKA, dan BBNI menjadi yang paling banyak dibeli oleh investor asing. Sementara saham-saham seperti BBRI, PGAS, BRMS, INDF, dan ADRO menjadi yang paling banyak dijual investor asing.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan pergerakan IHSG kali ini cukup berfluktuasi merespons sentimen yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri.

Dari luar negeri, sentimen datang dari pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menginginkan timnya menghentikan pembicaraan dengan Demokrat tentang stimulus baru, hingga setelah pemilihan 3 November.

Sebelumnya pada hari itu, Ketua bank sentral AS, The Fed Jerome Powell menyerukan stimulus fiskal dan moneter tambahan untuk membantu ekonomi Amerika di tengah krisis pandemi. Powell mengatakan dukungan yang terlalu sedikit akan menyebabkan pemulihan yang lemah.

"Hal tersebut tentu menjadi antisipasi pelaku pasar guna mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi menjelang pemilihan tanggal 3 November," kata Nico.

Dari dalam negeri, lanjutnya, pelaku pasar cukup melakukan antisipasi terhadap aksi demo buruh serta masyarakat yang saat ini menolak Undang-Undang Cipta Kerja. Dari kaca mata yang berbeda, saat ini UU tersebut menjadi perhatian investor asing yang dana kelolaannya mencapai US$4,1 triliun di Indonesia.

Sponsored

"Dalam suratnya, para investor ini mengkhawatirkan deregulasi yang diatur dalam UU Cipta Kerja akan berdampak negatif bagi perusahaan dan portofolio mereka secara keseluruhan," ujar Nico.

Hal ini seiring dengan upaya pemerintah yang merangsang investasi asing, dengan melemahkan peraturan seperti pelonggaran pembatasan pembukaan lahan di konsesi kelapa sawit.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid