sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG ditutup menguat di level 5.076

Tercatat sebanyak 9,8 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,2 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 08 Jul 2020 17:28 WIB
IHSG ditutup menguat di level 5.076

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,78% ke level 5.076, Rabu (8/7). Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih 73 miliar.

Tercatat sebanyak 9,8 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,2 triliun. Saham-saham di sektor keuangan yang naik 3,58% dan industri dasar yang naik 1,71% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, saham-saham milik himpunan bank negara (Himbara) tercatat naik. Saham milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) tercatat naik 9,39% ke level Rp1.340. 

Demikian juga saham milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 5,28% ke level Rp3.190 per saham, PT Bank Mandiri  (Persero) Tbk. (BMRI) naik 4,46% ke level Rp5.275 per saham dan saham  PT Bank Negara Indonesia  (Persero) Tbk. (BBNI) yang naik 4,35% ke level Rp4.800 per saham. 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan dari dalam negeri, naiknya cadangan devisa dan burden sharing antara BI dan Kementerian Keuangan memberikan katalis positif terhadap IHSG.

Data cadangan devisa yang menunjukkan peningkatan pada akhir bulan lalu sebesar US$131,7 miliar atau lebih besar dari US$ 130,5 miliar pada Mei 2020 juga direspons positif pelaku pasar.

BI mengungkapkan dengan posisi tersebut berarti cadev Indonesia setara dengan pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Itu artinya masih di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.

"Adanya burden sharing antara BI dan Kemenkeu terkait beban APBN direspons positif pelaku pasar karena diharapkan bisa mendorong stimulus ekonomi yang lebih besar," kata Nico.  

Sponsored

Meskipun demikian, kerja sama antara kebijakan moneter dan fiskal dapat menimbulkan kekhawatiran independensi BI masa akan datang.

"Momen tersebut direspons positif pelaku pasar sebagai upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid