sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG jeblok 6,58% akibat pelemahan harga minyak dunia

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan kebijakan tambahan untuk menahan terperosoknya IHSG.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 09 Mar 2020 16:14 WIB
IHSG jeblok 6,58% akibat pelemahan harga minyak dunia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok dalam, sebesar 6,58%, ke level 5.136 pada penutupan perdagangan Senin (9/3). Tercatat sektor industri lain-lain turun 9,1% dan sektor industri dasar turun 8,12%. Keduanya menjadi pendorong pelemahan IHSG hari ini.

Investor asing membukukan pembelian hingga Rp3,8 trilliun pada perdagangan hari ini. Tercatat saham milik PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE) yang turun sebesar 16,67% memimpin pelemahan IHSG. Disusul oleh saham milik PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) yang turun 13,04% dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang terkoresksi 13,01%.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan bursa saat ini belum menyiapkan kebijakan tambahan untuk menahan terperosoknya IHSG yang sudah menyentuh level 5.136.

"Selain penghentian short selling minggu lalu, kami belum ada kebijakan lain," kata Laksono dalam pesan singkat, Senin (9/3).

Alasannya, jelas Laksono, karena semua pasar regional juga mengalami penurunan dengan ukuran yang kurang lebih sama.

"Kami juga terus berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah indeks turun lebih dari 5%. Kami akan terus memonitor market secara cermat dan hati-hati," tutur dia.

Indeks milik Thailand tercatat menjadi indeks yang terhempas paling dalam di kawasan regional. SET Index milik Thailand anjlok sedalam 7,98% ke level 1.255. Sementara indeks STI milik Singapura terkoreksi 6,02% ke level 2.782 dan FTSE Index Malaysia terkoreksi 3,97% ke level 1.424.

Adapun di kawasan Asia, Indeks Nikkei milik Jepang turun 5,07% ke level 19.698. Lalu Indeks Hang Seng milik Hong Kong juga terhempas 4,23% ke level 25.040 dan Indeks Hang Seng milik Shang Hai tercatat turun 3,01% ke level 25.040.

Sponsored

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan pasar saham Asia mengalami tekanan yang cukup tinggi karena kekhawatiran pelaku pasar setelah Jepang secara resmi mengeluarkan kinerja Produk Domestik Bruto kuatal IV-2019 dan neraca pembayaran yang meleset dari ekspektasi.

"Pelaku pasar saat ini juga memastikan dampak dari pelemahan minyak dunia yang turun cukup signifikan setelah OPEC gagal meraih kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak," kata Nico.

Nico melanjutkan, sejauh ini banyak pihak yang mengharapkan adanya penurunan produksi minyak untuk menjaga suplai dan harga minyak agar lebih stabil.

Pilarmas Investindo Sekuritas melihat hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya, kata Nico, harga minyak yang rendah akan berdampak pada meningkatnya impor bagi negara importir minyak. Rendahnya harga minyak saat ini juga dinilai dapat berdampak pada rendahnya biaya operasional bagi para pengguna di kawasan industri.

"Negatifnya, tertekannya harga minyak dunia dapat berdampak pada kebijakan fiskal negara produsen. Di mana hal yang sama juga terjadi pada tahun 2016 ketika harga minyak menyentuh US$26/barrel," ujar dia.

Berita Lainnya
×
tekid