sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG melaju di zona merah, AGRO dan INAF turun paling dalam

Sebanyak 19 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp19 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 27 Jan 2021 16:44 WIB
IHSG melaju di zona merah, AGRO dan INAF turun paling dalam

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,5% ke level 6.109 pada perdagangan Rabu (27/1). Sektor pertambangan, aneka industri, industri konsumsi, industri dasar, keuangan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini.

Tercatat, sebanyak 19 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp19 triliun. Investor asing membukukan pembelian bersih di seluruh pasar senilai Rp98,16 miliar.

Sepanjang hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar adalah PT Global Teleshop Tbk. (GLOB), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB), PT MD Entertainment Tbk. (FILM), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI), dan PT Dewata Freight International Tbk. (DEAL). Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO), PT Indofarma Tbk.(INAF), PT Sekar Laut Tbk. (SKLT), PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), dan PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan, sentimen dari dalam negeri datang dari perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang menjadi perhatian pelaku pasar.

"Investor menilai pengetatan aktivitas mengancam akan melemahkan daya beli. Selain itu juga akan memberikan tekanan sepanjang kuartal I-2021," kata dia.

Pilarmas Sekuritas menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih melambat. Pasalnya, konsumsi rumah tangga masih berada pada level kontraksi.

Seperti diketahui, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 58% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan penjualan ritel yang masih melambat, menjadi indikator pertumbuhan ekonomi yang berpotensi negatif di kuartal I-2021. Untuk segera memulihkan dunia usaha, Nico mengatakan perlu memulihkan daya beli masyarakat.

"Sejauh ini kami melihat hal yang paling dibutuhkan adalah ketersediaan lapangan kerja. Hal tersebut bisa dicapai ketika produktivitas kita naik dan memiliki daya saing," tuturnya.

Di samping itu, kata dia, faktor pandemi Covid-19 juga dapat menentukan prospek pemulihan ekonomi, khususnya aktivitas dunia usaha. Dia menilai, kasus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan akan menahan laju optimisme dunia usaha, meski program vaksinasi Covid-19 telah berjalan.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid