sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG merangkak ke level 5.000, investor perlu waspada

"Investor perlu melakukan antisipasi jika terjadi penurunan yang cukup masif pada saham dengan kapitalisasi besar."

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 24 Jun 2020 16:59 WIB
IHSG merangkak ke level 5.000, investor perlu waspada

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,75% ke level 4.964 pada Rabu (24/6). Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp250 miliar.

Tercatat sebanyak 8,4 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,7 triliun. Sektor keuangan yang naik 3,2% dan sektor aneka industri yang naik 1,55% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan penguatan ini perlu diantisipasi oleh investor. Pasar saham dinilai minim sentimen positif. Menurut Nico, naiknya IHSG hanya disebabkan oleh penguatan indeks saham global.

"Saat IHSG bergerak ke arah 5.000, investor perlu melakukan antisipasi jika terjadi penurunan yang cukup masif pada saham dengan kapitalisasi besar," kata Nico.

Nico mencermati, meskipun saat ini investor asing melakukan penjualan pada pasar saham, tetapi hal yang cukup menarik terjadi pada beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar. Saham tersebut adalah milik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), di mana kedua saham tersebut mendapat dorongan yang cukup kuat. 

"Kami menilai penguatan pada saham perbankan saat ini seiringan dengan PMK Nomor 70/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Seperti diketahui, sebanyak empat Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Himbara resmi mendapatkan kepercayaan penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp30 triliun, sejalan dengan terbitnya aturan baru dari Menteri Keuangan Sri Mulyani berkaitan dengan bantuan likuiditas perbankan.

Bank milik pemerintah yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). Menteri Keuangan mengaku telah mengirim surat kepada Gubernur Bank Indonesia, untuk menggunakan dana pemerintah yang ada di bank sentral dan dipindahkan kepada bank nasional tersebut.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid