BPS: Impor vaksin melonjak, capai US$178,7 juta di Maret
Secara keseluruhan impor vaksin pada kuartal pertama 2021 adalah sebesar US$443,4 juta atau naik signifikan hingga 1.315%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, impor vaksin pada Maret 2021 melonjak naik, dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Impor vaksin Maret tercatat sebesar US$178,7 juta.
“Nilai impor vaksin untuk manusia di Maret US$178,7 juta, artinya naik 102,5% dibandingkan dengan bulan lalu,” katanya dalam keterangan pers virtual, Kamis (15/4).
Secara keseluruhan impor vaksin pada kuartal pertama 2021 adalah sebesar US$443,4 juta atau naik signifikan hingga 1.315%.
"Impor vaksin pada kuartal pertama ini naik hingga 1.315% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, bisa dipahami kenapa ini bisa terjadi,” ujarnya.
Adapun secara umum, nilai impor Indonesia pada Maret 2021 mencapai US$16,79 miliar, atau naik 26,55% dibandingkan Februari, atau naik 25,73% dibandingkan Maret 2020.
Dari sisi migas, impor Maret sebesar US$2,28 miliar atau naik 74,74% (yoy). Sedangkan impor nonmigas Maret adalah sebesar US$14,51 miliar, naik 23,52% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan dilihat dari golongannya, barang nonmigas terbesar Maret 2021 dibandingkan Februari 2021 adalah besi dan baja US$398,4 juta. Sedangkan penurunan terbesar adalah lemak dan minyak hewan/nabati US$17,2 juta.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Maret 2021 adalah China US$12,04 miliar, Jepang US$3,13 miliar, dan Korea Selatan US$2,34 miliar.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Maret 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$516,0 juta, bahan baku/penolong US$3.024,9 juta, dan barang modal US$672,2 juta.
Adapun neraca perdagangan Indonesia Maret 2021 mengalami surplus US$1,57 miliar, yang berasal dari sektor nonmigas US$2,94 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit US$1,37 miliar.