sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inalum bantah divestasi kemahalan 

Potensi Freeport sangat besar dan menguntungkan, mengingat total cadangan yang ada di Grasberg sebesar US$150 miliar.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Senin, 23 Jul 2018 16:50 WIB
Inalum bantah divestasi kemahalan 

PT Indonesia Asahan Aluminium membantah tudingan beberapa pihak yang menyebut harga pembelian 51% saham Freeport Indonesia (FI) sebesar US$3,85 miliar (sekitar Rp54 triliun) terlalu mahal.

Kepala Komunikasi Korporasi PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Rendi Achmad Witular mengklaim harga akuisisi Freeport sudah sesuai dengan perhitungan perusahaan.

“Kalkulasi berdasarkan potensi bisnis ke depan dan cashflow yang bisa didapat dari operasional Freeport Indonesia. Kita tidak menghitung potensi cadangan sumber daya ke dalam harga beli saham,” ungkap Rendi dalam diskusi di Jakarta, Senin (23/7).

Menurut Rendi, potensi Freeport sangat besar dan menguntungkan, mengingat total cadangan yang ada di Grasberg sebesar US$150 miliar. Belum lagi Ebitda tahunan PT FI mencapai USD4 miliar dan laba bersih per tahun setelah 2022 nanti sebesar US$2 miliar.

Untuk mendapatkan potensi tersebut, Rendi mengatakan Inalum hanya perlu mengeluarkan uang US$3,85 miliar. Kendati demikian, proses pembelian saham Freeport dengan melibatkan pembelian hak partisipasi (participating interest/PI) Rio Tinto memang pelik. Keterlibatan Rio Tinto di dalam pengelolaan Freeport Indonesia karena pada 1996 pemerintah menyetujui skema kerja sama konsesi Grasberg ke Rio Tinto melalui hak partisipasi.

Sementara, Rendi mengatakan pembelian 51% saham Freeport yang saat ini dalam proses dilakukan dengan membeli PI Rio Tinto. Saham ini juga akan langsung dikonversi menjadi 40% saham PT FI serta membeli saham tambahan PT FI dari Indocopper yang 100% dimiliki oleh perusahaan induk PT FI yakni Freeport McMoran.

“Jika pembelian PI Rio Tinto ini tidak diselesaikan, akan berdampak pada berkurangnya pendapatan negara pada 2022,” kata Rendi.

Hal itu, dikarenakan mulai 2022, Rio Tinto akan langsung mendapatkan 40% hak dari produksi hingga 2041. Harga US$ 3,85 miliar yang disepakati Inalum, Freeport, dan Rio Tinto jauh lebih murah daripada harga yang dulu pernah ditawarkan Freeport sebesar US$1,6 miliar untuk 10% sahamnya tanpa melibatkan pembelian PI Rio Tinto.

Sponsored

Saat ini,  Indonesia memiliki 9,36% saham di PT FI dan Freeport McMoran memiliki 90,64 persen saham. Namun, secara economic interest, Indonesia hanya mendapatkan 5,68% sementara Freeport McMoran menerima 54,32% dan Rio Tinto mendapatkan 40%.

Kemudian, apabila pemerintah membeli 51% saham Freeport tanpa membeli hak partisipasi Rio Tinto, secara economic interest pemerintah hanya akan mendapatkan 31%. Sementara Freeport McMoran memperoleh 29% dan Rio Tinto sebesar 40%.

Dengan skema pembelian 51% saham Freeport yang termasuk juga hak partisipasi Rio Tinto, Indonesia akan mendapatkan economic inteterest secara utuh sebesar 51% dan Freeport Mcmoran mendapatkan 49% tanpa ada lagi economic interest yang diperoleh Rio Tinto.

Berita Lainnya
×
tekid