sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indef: Target pertumbuhan ekonomi 2020 sulit dicapai

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan banyak hambatan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2020.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 19 Agst 2019 20:41 WIB
Indef: Target pertumbuhan ekonomi 2020 sulit dicapai

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan target pertumbuhan ekonomi 5,3% di tahun 2020 akan sulit tercapai.

Wakil Direktur INDEF Eko Listiyono mengatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pengaruh pertumbuhan ekonomi global dan penerimaan pajak negara.

Menurut Eko, situasi perang dagang seperti saat ini telah menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan skala global yang juga berdampak pada permintaan produk Indonesia. Oleh karena itu, ia mempertanyakan kenapa target pertumbuhan ekonomi 2020 tetap tinggi.

Eko memaparkan, pertumbuhan ekonomi global turun 1,2% untuk perdagangan, kemudian perekonomian global turun dari 3,6% ke 3,2% dibanding tahun lalu.

"Ini makin menyulitkan Indonesia karena adanya penurunan permintaan komoditas yang merupakan andalan ekspor Indonesia," katanya dalam konferensi pers di Kantor INDEF, Jakarta, Senin (19/8).

Sementara itu, ujarnya, target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 tidak jauh berbeda dengan tahun 2019. Sementara, tahun ini saja pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya berada di angka 5,06 atau 5,05%.

Eko pun menjelaskan, pemerintah menargetkan pendapatan negara dari pajak sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian pada RAPBN 2020 sebesar Rp 2.221,5 triliun, akan tetapi realisasinya tren penerimaan pajak justru turun sejak 2017 dari 72,6% ke 67,4% di tahun 2019.

"Kenaikan penerimaan pajak terlalu optimis mengingat saat ini ada stagnasi perekonomian penerimaan pajak kurang dari 9% tiap tahun. Hanya tinggi ketika ada tax amnesty di 2017," ujarnya.

Sponsored

Dia melanjutkan, untuk dapat mengukur pertumbuhan ekonomi nasional seharusnya dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia seperti Jepang dan China. Di dua negara tersebut, lanjutnya, juga mengalami perlambatan pertumbuhan.

Untuk itu, Eko meragukan target pertumbuhan ekonomi Indoensia yang sebesar 5,3% dapat tercapai.

Namun, ia memberi catatan, jika pemerintah ingin menggenjot pertumbuhan tetap tinggi di tengah situasi perang dagang, pertumbuhan ekonomi domestik dan juga investasi harus digenjot.

"Hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggenjot pertumbuhan investasi dan mendorong dunia usaha di domestik," tuturnya.

Ia pun menyarankan agar diturunkannya PPH Badan dari 25% menjadi 20% agar dapat mendorong dunia usaha lebih berkembang yang dilakukan secara bertahap seiring perluasan basis pajak.

"Selain itu pemerintah perlu mengubah skenario pendapatan negara, khususnya perpajakan serta bagian laba BUMN," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid