sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia-India bahas perdagangan minyak sawit dan gula

Indonesia dan India membahas perdagangan minyak sawit dan gula.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Rabu, 27 Mar 2019 10:56 WIB
Indonesia-India bahas perdagangan minyak sawit dan gula

Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) bersama pengusaha sawit India kembali mengadakan perundingan kerja sama perdagangan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO)

Ketua Umum DMSI Derom Bangun mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Medan pada Selasa (26/3) merupakan pertemuan lanjutan setelah adanya penandatanganan kerja sama antara DMSI, dengan The Solvent Extractors' Association of India (SEA) dan Solidaridad pada Desember 2018 lalu. 

Dalam pertemuan itu, disepakati mempromosikan minyak kelapa sawit kepada konsumen di India. Kedua negara juga sepakat mengupayakan penurunan bea masuk sawit Indonesia ke India.

"Pertemuan ini difokuskan sebagai upaya kedua belah pihak untuk meningkatkan volume perdagangan minyak sawit dari Indonesia ke India, serta mengusulkan tarif ke pemerintah," kata Derom seperti dikutip melalui siaran persnya yang diterima Alinea.id, Rabu (27/3).

Selain itu, Indonesia dan India sepakat untuk melawan publisitas negatif mengenai minyak sawit di dunia. 

Tiga sampai lima tahun terakhir, nilai ekspor kelapa sawit Indonesia ke India berjalan lambat dan cenderung stagnan. 

Dalam pertemuan itu juga dibahas penetapan hari minyak sawit dunia.

Bea masuk

Sponsored

Sementara, pertemuan ini juga membahas timbal balik perdagangan India dan Indonesia.

Menurut Derom, Indonesia akan menggenjot impor gula asal India. Sebaliknya, ekspor minyak sawit ke India diharapkan berjalan lancar. 

Untuk mewujudkan kesepakatan itu, kata Derom, Indonesia mendorong agar pemerintah India bisa menurunkan tarif bea impor minyak kelapa sawit dari Indonesia. 

"Berdasarkan observasi kami, dalam tiga sampai lima tahun terakhir ekpor minyak sawit ke India stagnan," kata Derom. 

Baik DMSI, SEA, dan Solidaridad juga khawatir akan diskriminasi produk kelapa sawit yang berunjung pada masalah berkelanjutan. 

Kendati demikian, DMSI, SEA, dan Solidaridad belum mengeluarkan kesepakatan biaya kampanye pemulihan citra kelapa sawit, guna mendorong pemberian insentif fiskal agar ekspor minyak sawit ke India bisa pulih. 

Untuk diketahui, tarif bea masuk olahan kelapa sawit di India untuk Malaysia per 1 Januari 2019 turun dari 54% menjadi 45%. Sementara tarif bea masuk olahan kelapa sawit di India untuk Indonesia per 1 Januari 2019 turun dari 54% menjadi 50%.

Sementara itu, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perdagangan terus melakukan negosiasi dengan pemerintah India untuk meminta bea masuk kelapa sawit diturunkan sebesar 5% agar sama dengan Malaysia. 

Indonesia pun mengajukan timbal balik sebagai upaya menurunkan bea masuk. Pasar gula mentah yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia akan dibuka untuk India. Namun, sampai saat ini, pemerintah India belum menuruti permintaan dari Indonesia. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid